Apa Itu Gaya Hidup Sadar Sampah?

Untuk mengurangi catatan tersebut, perlu adanya gerakan bersama dengan mengubah perilaku masyarakat terkait pengelolaan sampah. Kunci utama gerakan Gaya Hidup Sadar Sampah adalah pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.

oleh Switzy Sabandar Diperbarui 21 Feb 2025, 12:48 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2025, 12:41 WIB
Hari Peduli Sampah Nasional 2025 Fokus Entaskan Masalah di 8 Area, Sungai Tak Termasuk
Novrizal Tahar, Direktur Pengelolaan Sampah Ditjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 KLH dalam jumpa pers HPSN 2025 di Jakarta, Senin (3/2/2025). (dok. Liputan6.com/Dinny Mutiah)... Selengkapnya

Liputan6.com, Yogyakarta - Gaya Hidup Sadar Sampah merupakan sebuah gerakan untuk mengurangi timbunan sampah. Gerakan ini juga menjadi salah satu fokus kampanye dan sosialisasi dalam peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2025 yang diperingati pada 21 Februari.

Gerakan ini telah ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup melalui Surat Edaran No 02 Tahun 2024. Gaya Hidup Sadar Sampah adalah gerakan yang mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama mengatasi masalah sampah yang semakin kompleks.

Pada 2024, Indonesia menghasilkan 31,9 juta ton sampah. Dari jumlah tersebut, sampah plastik menempati posisi kedua setelah sisa makanan.

Untuk mengurangi catatan tersebut, perlu adanya gerakan bersama dengan mengubah perilaku masyarakat terkait pengelolaan sampah. Kunci utama gerakan Gaya Hidup Sadar Sampah adalah pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Berikut beberapa kebiasaan yang menjadi fokus utama dalam Gaya Hidup Sadar Sampah:

1. Cegah sampah

Cegah sampah bisa dilakukan dengan tidak lagi menggunakan produk, wadah, maupun kemasan sekali pakai. Salah satu yang paling dihindarii adalah penggunaan plastik sekali pakai.

Kebiasaan cegah sampah bisa dilakukan dengan tidak menggunakan sedotan plastik dan kantong belanja plastik, menghindari penggunaan wadah styrofoam saat membeli makanan, serta mengurangi alat makan dan minum sekali pakai. Mulailah dengan membeli makanan atau minuman dengan kemasan guna ulang.

2. Belanja tanpa kemasan

Hal kedua yang bisa diterapkan untuk ikut Gaya Hidup Sadar Sampah adalah dengan berbelanja tanpa kemasan. Hal ini bertujuan untukmeminimalkan jumlah timbunan sampah kemasan.

Beberapa hal yang bisa dilakukan adalah dengan memilih produk yang dijual tanpa kemasan. Produk tersebut kerap disebut dengan produk curah atau isi ulang (refill).

Cara lainnya adalah dengan membawa wadah atau tas belanja sendiri. Adapun beberapa produk curah yang saat ini tersedia adalah makanan untuk dibawa pulang, beras, kacang-kacangan, kecap, pembersih laintai, dan pembersih ruangan.

3. Pilah sampah dari rumah

Memilah sampah dari rumah dapat membantu mengurangi jumlah sampah yang masuk ke TPA. Pilah sampah kaca, plastik, kertas, dan logam untuk disalurkan ke Bank Sampah, jasa pengumpulan sampah, atau disedekahkan. Untuk sisa makanan dan bahan yang mudah terurai bisa dialihkan atau diolah menjadi kompos.

4. Habiskan makanan

Sebesar 50-60 persen komposisi sampah di Indonesia diisi oleh sampah organik, termasuk sisa makanan. Dengan menghabiskan makanan, berarti dapat membantu menyelesaikan sekitar 50 persen permasalahan sampah. Kebiasaan ini juga dapat menumbuhkan budaya mengambil makanan secukupnya.

5. Komposkan sisa makanan

Jika terdapat sampah sisa makanan di rumah, bisa diolah menjadi kompos. Pilih sisa makanan berupa potongan sayur dan makanan yang tidak habis untuk dikomposkan dengan metode sederhana, seperti menggunakan ember, gerabah, komposter, keranjang Takakura, lubang resapan biopori, atau diproses menjadi eco enzym.

Dengan menerapkan lima kebiasaan tersebut berarti kita berpartisipasi dalam mengurangi sampah di Indonesia. Gerakan Gata Hidup Sadar Sampah yang dilakukan serentak pun akan menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan.

Penulis: Resla

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya