Lahan Penampungan Sampah Pengganti Sarimukti, Pemprov Jabar Tunggu Analisa ITB

Bey mengatakan Pemerintah Jawa Barat tengah berusaha menuntaskan pemadaman api di TPA Sarimukti. Dari inventarisasi sementara, pemadaman di TPA Sarimukti sudah diangka 50 persen.

oleh Arie Nugraha diperbarui 10 Sep 2023, 14:00 WIB
Diterbitkan 10 Sep 2023, 14:00 WIB
TPA Sarimukti
Dua alat berat tengah membuka lahan yang akan dijadikan TPA darurat di dekat area TPA Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat, Rabu, 30 Agustus 2023. (Liputan6.com/Dikdik Ripaldi)

Liputan6.com, Bandung - Pemerintah Jawa Barat menyatakan dikabarkan bakal segera memutuskan lahan penampungan sampah pengganti Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti yang terbakar sejak Sabtu, 19 Agustus 2023.

Menurut Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudin, hal itu disampaikan usai menggelar rapat penanganan program prioritas dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

"Untuk TPA darurat sedang menunggu asesmen dari ITB (Institut Teknologi Bandung) kalau dalam dua hari ini sudah ada asesmen dari ITB, sudah disetujui akan dibuka lahan baru (lahannya) masih disana (Sarimukti). (Status darurat sampah) masih sampai 24 September karena kita juga bekerja sama dengan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) untuk pemadamannya," ujar Bey dalam siaran persnya, Bandung, Jumat, 8 September 2023.

Bey menegaskan penanganan TPA Sarimukti menjadi hal pertama yang akan dikerjakan dalam waktu dekat. 

Pasalnya, tempat pembuangan darurat yang disediakan di area TPA Sarimukti hampir penuh. Bey mengingatkan persoalan sampah khususnya di Bandung Raya tidak bisa mengandalkan kinerja otoritasnya. 

"Juga sebetulnya sudah ada kerjasama dengan daerah-daerah itu untuk mengurangi sampahnya. Sampah ini tidak hanya provinsi, harus dengan kota kabupaten, dan tentunya masyarakat juga," kata Bey.

Bey mengatakan Pemerintah Jawa Barat tengah berusaha menuntaskan pemadaman api di TPA Sarimukti. Dari inventarisasi sementara, pemadaman di TPA Sarimukti sudah diangka 50 persen.

Artinya, proses pemadaman dan pendinginan peristiwa kebakaran di TPA Sarimukti hampir setengahnya telah terkendali alias padam.

"Ada kemajuan, api sudah 50 persen padam," tukas Bey.

Selain sampah, rapat tersebut dituturkan Bey membahas sejumlah hal prioritas lainnya seperti persoalan kekeringan yang akan segera diselesaikan oleh Pemerintah Jawa Barat.

Sebelumnya, sebanyak empat daerah di kawasan Bandung Raya yakni Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat bersepakat mengurangi pengiriman sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA) Sarimukti.

Pasalnya, TPA Sarimukti kini tengah dilakukan pemadaman akibat kebakaran yang terjadi sejak Sabtu (19/8/2023) dari udara (water bombing).

Dicuplikd dari kanal Regional Liputan6.com, menurut Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, kesepakatan itu telah diteken oleh perwakilan pejabat kabupaten dan kota setempat kemarin (Senin, 28/8/2023).

"Empat kota kabupaten yang menjadi konsumen Sarimukti sudah tanda tangan komitmen pengurangan ritasi sampah ke Sarimukti karena sudah tidak bisa seperti dulu lagi. Biasanya 450 ritasi, kita akan kurangi kalau bisa menuju setengahnya akan lebih baik lagi. Komitmen itu sudah disepakati dan harusnya bisa dengan cara masyarakatnya juga diedukasi untuk mengurangi sampah," ujar Ridwan Kamil dalam siaran persnya, Bandung, Selasa, 29 Agustus 2023.

Ridwan Kamil mengatakan sebelumnya sampah yang dibuang dari empat wilayah di Bandung Raya ke TPA Sarimukti mencapai 2.000 ton per hari. Kota Bandung menjadi penyumbang tertinggi lebih dari seribu ton per hari.

Ridwan Kamil berharap kesepakatan tersebut bisa dijalankan dengan maksimal. Caranya tiap daerah mengedukasi warganya agar mengurangi sampah dan mengolah sampahnya secara mandiri.

"Misalnya sampah makanan, makan malam dan makan siang bisa dibuat kompos jangan dibuang semua pakai plastik ke depan rumah," kata Ridwan Kamil.

Bila hal itu dilakukan, Ridwan Kamil optimis volume sampah yang diangkut truk ke TPA Sarimukti akan berkurang.

Nantinya sampah yang dibuang ke Sarimukti hanya yang sifatnya residu atau sampah yang sudah tidak dapat diolah.

"Masyarakat tolong kelola sampahnya sendiri jangan semua dibuang. Kalau itu dilakukan maka volume truk yang datang ke Sarimukti akan sedikit dan sifatnya hanya residu," ucap Ridwan Kamil.

 

 

Simak Video Pilihan Ini:

Kata Ridwan Kamil

Sementara itu, Ridwan Kamil menyebutkan penanganan kebakaran yang melanda TPA Sarimukti sudah maksimal dilakukan.

Laporan yang diterimanya, sejumlah titik api dipastikan sudah padam dan hanya menyisakan sisa asap saja.

"Sarimukti sudah membaik titik-titik api sudah tidak ada tinggal sisa-sisa asap," tukas Ridwan Kamil.

Asap sisa kebakaran TPA Sarimukti yang terjadi mulai 19 Agustus 2023 ini kemungkinan akan hilang satu sampai dua hari mendatang.

Namun begitu tempat penampungan warga terdampak akan terus disediakan hingga situasi sudah betul-betul normal.

"Mungkin satu - dua hari ini selesai dan penampungan sementara tetap kita siapkan," terang Ridwan Kamil.

Apabila asap sudah tidak ada maka sampah yang sempat tertunda bisa kembali dibuang ke TPA Sarimukti.

Meski demikian, Ridwan Kamil meminta empat wilayah di Bandung Raya mampu menjaga komitmen mengurangi sampahnya hingga 50 persen.

"Harusnya hari ini atau besok sudah bisa buang sampah tapi saya sudah minta kepada kota dan kabupaten di Bandung Raya mengurangi sampah minimal setengahnya dari biasanya," ungkap Ridwan Kamil.

Ridwan Kamil menyebut status kedaruratan TPA Sarimukti tetap tidak akan diubah sampai api dan asap sudah betul-betul tidak ada.

Hingga dua hari terakhir ini, pemadaman kebakaran dengan sistem water bombing masih dilakukan sebanyak 40 kali putaran dalam sehari. Termasuk juga rekayasa cuaca oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

"Kedaruratan ini masih berlangsung sampai dinyatakan sampai titik api dan asap tidak ada, tapi intinya situasi membaik. Komitmen terus dilakukan sehingga penanganan sampah akan mulai bergeser ke teknologi waste to energy dalam waktu dekat," sebut Ridwan Kamil.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya