Masih Terbakar, Masa Tanggap Darurat Penanganan Kebakaran TPA Sarimukti Diperpanjang

Selama dua pekan mendatang atau hingga 24 September 2023 penanganan pemadaman TPA Sarimukti diambil alih oleh Pemprov Jabar.

oleh Arie Nugraha diperbarui 13 Sep 2023, 09:00 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2023, 09:00 WIB
TPA Sarimukti
Hamparan sampah berhektare--hektare terlihat habis terbakar di TPA Sarimukti, Bandung Barat, 30 Agustus 2023. (Dikdik Ripaldi/Liputan6.com).

Liputan6.com, Bandung - Pemerintah Jawa Barat memperpanjang masa tanggap darurat penanganan kebakaran Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat.

Sebelumnya pada Senin, 11 September 2023 menjadi hari terakhir masa tanggap darurat penanganan kebakaran TPS Sarimukti yang terjadi sejak Sabtu (19/8/2023) oleh Pemerintah Kabupaten Bandung Barat.

Menurut Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudin, selama dua pekan mendatang atau hingga 24 September 2023 penanganan pemadaman TPA Sarimukti diambil alih oleh otoritasnya.

"Tentunya kami berharap tidak diperpanjang (tanggap darurat) terus apalagi kini sedang pemadaman. Ini bukan berarti dengan dua minggu nanti akan diperpanjang lagi tentu tidak. Jadi yang pasti kita juga ingin padam dalam dua minggu ini. Dan juga mohon ke masyarakat bersama-sama mengurangi sampah dari rumah, mulai memilah - milah sampah dari rumah kita biasakan. Khususnya yang organik juga dipisahkan dari awal," ujar Bey dalam siaran persnya, Bandung, Selasa, 12 September 2023.

Bey mengaku bahwa penanganan kebakaran TPA Sarimukti ini terkendala dengan tingginya tumpukan sampah yang ada di lahan tersebut.

Bey menyebutkan padamnya api di permukaan atas sampah, belum tentu berlaku serupa dengan api yang masih membakar sampah yang ada dibawahnya.

Sehingga, terdapat beberapa strategi baru yang bakal diterapkan dalam upaya pemadaman api di TPA Sarimukti seperti menggunakan lumpur dan tanah yang sebelumnya tak dilakukan.

"Titik api itu dipadamkan dengan air, belum tentu padam karena itu kan dalam sekali tumpukannya. Mudah-mudahan dengan lumpur ini benar memastikan titik api padam," kata Bey. 

Bey optimis dengan cara baru ini sejumlah api yang masih membakar sampah di TPA Sarimukti dapat segera diatasi.

Cara lainnya, sebut Bey, adalah dengan sistem kluster. Zona lokasi kebakaran akan dibagi beberapa petak yang dipisahkan dengan jalan sehingga memudahkan jangkauan pemadaman. 

"Optimis akan tertangani dengan beberapa cara baru ya, seperti dengan lumpur. Kemudian membuat klaster (tiap zona) yakni dikotak-kotak sehingga ada jalan memudahkan menjangkau titik apinya," ucap Bey.

Otoritasnya juga akan mengupayakan modifikasi cuaca melalui Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) agar suhu panas yang menjadi salah satu penyebab awetnya api di TPA Sarimukti.

"Nanti juga mungkin kita akan berkoordinasi dengan BMKG, yaitu membuat modifikasi cuaca karena kondisinya kan memang darurat sekali ya berdampak ke sampah-sampah di kota agak terkendala (pembuangannya)," tukas Bey.

Sebelumnya, Pemerintah Jawa Barat menyatakan dikabarkan bakal segera memutuskan lahan penampungan sampah pengganti Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti yang terbakar sejak Sabtu, 19 Agustus 2023.

Menurut Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudin, hal itu disampaikan usai menggelar rapat penanganan program prioritas dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

"Untuk TPA darurat sedang menunggu asesmen dari ITB (Institut Teknologi Bandung) kalau dalam dua hari ini sudah ada asesmen dari ITB, sudah disetujui akan dibuka lahan baru (lahannya) masih disana (Sarimukti). (Status darurat sampah) masih sampai 24 September karena kita juga bekerja sama dengan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) untuk pemadamannya," ujar Bey dalam siaran persnya, Bandung, Jumat, 8 September 2023.

Bey menegaskan penanganan TPA Sarimukti menjadi hal pertama yang akan dikerjakan dalam waktu dekat.

Pasalnya, tempat pembuangan darurat yang disediakan di area TPA Sarimukti hampir penuh. Bey mengingatkan persoalan sampah khususnya di Bandung Raya tidak bisa mengandalkan kinerja otoritasnya.

"Juga sebetulnya sudah ada kerjasama dengan daerah-daerah itu untuk mengurangi sampahnya. Sampah ini tidak hanya provinsi, harus dengan kota kabupaten, dan tentunya masyarakat juga," kata Bey.

Bey mengatakan Pemerintah Jawa Barat tengah berusaha menuntaskan pemadaman api di TPA Sarimukti. Dari inventarisasi sementara, pemadaman di TPA Sarimukti sudah diangka 50 persen.

Artinya, proses pemadaman dan pendinginan peristiwa kebakaran di TPA Sarimukti hampir setengahnya telah terkendali alias padam.

"Ada kemajuan, api sudah 50 persen padam," tukas Bey.

Selain sampah, rapat tersebut dituturkan Bey membahas sejumlah hal prioritas lainnya seperti persoalan kekeringan yang akan segera diselesaikan oleh Pemerintah Jawa Barat.

Sebelumnya, sebanyak empat daerah di kawasan Bandung Raya yakni Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat bersepakat mengurangi pengiriman sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA) Sarimukti.

Pasalnya, TPA Sarimukti kini tengah dilakukan pemadaman akibat kebakaran yang terjadi sejak Sabtu (19/8/2023) dari udara (water bombing).

Dicuplik dari kanal Regional Liputan6.com, menurut Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, kesepakatan itu telah diteken oleh perwakilan pejabat kabupaten dan kota setempat (Senin, 28/8/2023).

"Empat kota kabupaten yang menjadi konsumen Sarimukti sudah tanda tangan komitmen pengurangan ritasi sampah ke Sarimukti karena sudah tidak bisa seperti dulu lagi. Biasanya 450 ritasi, kita akan kurangi kalau bisa menuju setengahnya akan lebih baik lagi. Komitmen itu sudah disepakati dan harusnya bisa dengan cara masyarakatnya juga diedukasi untuk mengurangi sampah," ujar Ridwan Kamil dalam siaran persnya, Bandung, Selasa, 29 Agustus 2023.

Ridwan Kamil mengatakan sebelumnya sampah yang dibuang dari empat wilayah di Bandung Raya ke TPA Sarimukti mencapai 2.000 ton per hari. Kota Bandung menjadi penyumbang tertinggi lebih dari seribu ton per hari.

Ridwan Kamil berharap kesepakatan tersebut bisa dijalankan dengan maksimal. Caranya tiap daerah mengedukasi warganya agar mengurangi sampah dan mengolah sampahnya secara mandiri.

"Misalnya sampah makanan, makan malam dan makan siang bisa dibuat kompos jangan dibuang semua pakai plastik ke depan rumah," kata Ridwan Kamil.

Bila hal itu dilakukan, Ridwan Kamil optimis volume sampah yang diangkut truk ke TPA Sarimukti akan berkurang.

Nantinya sampah yang dibuang ke Sarimukti hanya yang sifatnya residu atau sampah yang sudah tidak dapat diolah.

"Masyarakat tolong kelola sampahnya sendiri jangan semua dibuang. Kalau itu dilakukan maka volume truk yang datang ke Sarimukti akan sedikit dan sifatnya hanya residu," ucap Ridwan Kamil.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya