Sinopsis Film Dokumenter The Devil on Trial, Kasusnya Jadi Inspirasi Film Conjuring 3

Film Dokumenter The Devil on Trial menjadi film dokumenter dengan genre kriminal dan horor menarik. Pasalnya, sang terdakwa kasus pembunuhannya mengaku jika ia kerasukan iblis.

oleh Natasa Kumalasah Putri diperbarui 19 Okt 2023, 15:29 WIB
Diterbitkan 19 Okt 2023, 15:22 WIB
The Devil on Trial
Trailer dokumenter Netflix The Devil on Trial. (dok. tangkapan layar YouTube Netlix)

Liputan6.com, Bandung - Film dokumenter ‘The Devil on Trial’ telah resmi tayang di layanan streaming Netflix. Melalui dokumenter ini, penonton akan mengikuti kisah nyata dari kasus pembunuhan yang terjadi di AS beberapa dekade lalu.

Selain itu kasus pembunuhan tersebut menjadi inspirasi untuk plot film horor populer ‘Conjuring 3’ yang telah tayang 2021 lalu. Melalui dokumenter ini akan menguak alasan ‘kerasukan’ yang jadi pembelaan dalam persidangan pembunuhan tersebut.

Melansir dari Netflix, kasus ini menggunakan pembelaan dengan alasan ‘kerasukan’ dan menjadi salah satu kasus yang secara resmi menggunakan alasan tersebut sebagai pembelaan dalam persidangan di Amerika Serikat. Film dokumenter ini akan memperlihatkan bagaimana laporan langsung, pemeragaan fiksi, hingga rekaman aktual dugaan kerasukan setan.

Film ini mempunyai durasi film sekitar 1 jam 21 menit dengan genre dokumenter, kriminal, dan horor. Disutradarai oleh Chris Holt film ini bisa disaksikan oleh penonton 16 tahun ke atas karena beberapa adegan yang cukup mengganggu.

Selain itu, film dokumenter kelam ini akan mengeruk lebih dalam dan menyelidiki kejadian mengerikan seorang anak laki-laki dan terjadinya kasus pembunuhan brutal setelahnya. Secara keseluruhan film ini akan melihat tragedi yang pernah terjadi pada era 80-an.

Film ini akan menampilkan persidangan yang berlangsung pada 1981 di Brookfield, Conn., dan dikenal dengan julukan kasus ‘Devil Made Me Do It’. Saat itu, kasusnya menjadi perhatian nasional karena terdakwa berusaha menyangkal pembunuhan yang dilakukannya dengan alasan kerasukan iblis.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Sinopsis Film Dokumenter The Devil on Trial

The Devil on Trial. (Netflix)
The Devil on Trial. (Netflix)

Melansir dari situs resminya, film dokumenter ini akan menceritakan kasus terkenal di Amerika pada era 80-an. Saat itu, kasusnya dijuluki sebagai kasus ‘Devil Made Me Do It’ dan menjadi perhatian publik pada masanya.

Adapun terdakwa dalam persidangan tersebut bernama Arne Cheyenne Johnson dan seorang laki-laki berusia 19 tahun. Persidangannya yang digelar pada 1981 menjadi perhatian publik hingga masuk berita nasional.

Arne mengaku jika ia membunuh pemilik rumah tempatnya menyewa bernama Alan Bono (40). Ia mengklaim jika apa yang terjadi pada dirinya termasuk pembunuhan tersebut dikarenakan pengaruh dari kekuatan gelap atau iblis.

Pengakuannya menjadi perhatian publik termasuk oleh pasangan penyelidik paranormal terkenal Ed dan Lorraine Warren. Selain itu, sebelum pembunuhan brutal tersebut terjadi, kasus kerasukan dan gangguan gaib awalnya dialami oleh David Glatzel yang saat itu baru berusia 11 tahun.

Dalam dokumenter ini, persidangan dan beragam peristiwa mengerikan dan meresahkan kembali diulas. Film ini menampilkan kesaksian-kesaksian langsung dari orang terdekat termasuk dari Johnson.


Fakta-Fakta Film Dokumenter The Devil on Trial

The Conjuring 3: The Devil Made Me Do It (Instagram/ creepypuppet)
The Conjuring 3: The Devil Made Me Do It (Instagram/ creepypuppet)

Berikut ini adalah fakta-fakta menarik dari film dokumenter ‘The Devil on Trail’ yang telah tayang di Netflix:

1. Menjadi Inspirasi banyak film termasuk The Conjuring 3

Kasus nyata yang terjadi di era 80an ini ternyata menginspirasi beberapa film termasuk film terkenal The Conjuring 3. Melalui film tersebut lebih menampilkan bagaimana pengalaman kerasukan David Glatzel yang berakhir dengan kasus pembunuhan brutal yang dilakukan oleh Johnson.

Seperti dalam kisah nyatanya Johnson mengakui bahwa pembunuhannya tersebut bukan atas keinginannya, tetapi karena kerasukan iblis. Dalam film Conjuring lebih menampilkan sisi mistis mengerikan dari pengalaman kerasukannya.

2. Menyederhanakan pengalaman mistis David Glatzel

Dalam film dokumenter ini pengalaman mistis yang dialami oleh David Glatzel dijelaskan lebih sederhana lagi. Mulai dari pertama kali David terkena kekuatan jahat ketika membantu keluarganya membersihkan rumah baru saudara perempuannya bernama Debbie.

Hingga pengalaman David merasakan perjalanan mistis dan terus mendapatkan gangguan mengerikan dari iblis. Dalam film ini, pengalaman-pengalaman tersebut dijabarkan jauh lebih sederhana.


Fakta Selanjutnya

The Devil on Trial
Trailer dokumenter Netflix The Devil on Trial. (dok. tangkapan layar YouTube Netlix)

3. Tidak menampilkan dengan detail perilaku kerasukan David Glatzel

Seperti dijelaskan sebelumnya film ini menyederhanakan pengalaman mistis atau kerasukan yang dialami oleh David Glatzel. Selain itu dalam dokumenternya hanya menegaskan bahwa David mengalami perilaku aneh tetapi tidak dijelaskan secara spesifik selain beberapa rekaman.

Dalam kehidupan nyatanya David mengalami luka-luka yang tidak dapat dijelaskan saat mengalami teror mistis tersebut. Ia juga menunjukan perilaku lain mulai dari menendang, menggigit, dan mengumpat namun dalam film ini perilaku tersebut tidak ditampilkan dan langsung membahas pengusiran setan yang dilakukan oleh David.

4. David Glatzel mengalami beberapa kali eksorsisme

Dalam film dokumenter ini dijelaskan jika pengusiran setan atau eksorsisme tidak hanya dilakukan satu kali saja. Faktanya David menjalani beberapa pengusiran setan untuk menyembuhkan David.

Penjelasan ini menjadi lebih jelas mengapa Johnson menantang setan yang merasuki tubuh David karena ia cukup putus asa karena telah berupaya berkali-kali. Namun ternyata tindakan menantangnya membuat setan tersebut jadi merasuki dirinya.

5. Kasus pertama di Amerika Serikat dengan terdakwa berargumen kerasukan

Persidangan Arne Johnson menjadi kasus pertama di Amerika Serikat yang terdakwanya membela dirinya sendiri dengan alasan mengalami kerasukan. Namun alasan tersebut dinilai tidak masuk akal dan Arne tetap dinyatakan bersalah atas pembunuhan tingkat pertama.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya