Inovasi Pangan dari Buah Naga dan Labu Kuning Menjadi Camilan Sehat

labu kuning dan buah naga di tangan mahasiswa UGM menjadi produk dari inovasi pangan. Dua buah ini menjadi camilan sehat yang aman dikonsumsi. Seperti apa ya hasilnya?.

oleh Yanuar H diperbarui 29 Okt 2023, 19:00 WIB
Diterbitkan 29 Okt 2023, 19:00 WIB
bingka labu kuning
Ilustrasi bingka labu kuning/copyright shutterstock.com/NRien

Liputan6.com, Yogyakarta - Hasil penelitian kementerian PPN/Bappenas menyebutkan, dalam rentang tahun 2010-2023 sebanyak 20 persen makanan yang terbuang di Indonesia berasal dari buah-buahan sehingga membuat petani di Indonesia sering merugi karena tidak dapat menjual hasil panennya.

Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) UGM berhasil melakukan inovasi produk pangan dengan memanfaatkan buah labu kuning dan buah naga merah sebagai produk pangan fungsional.

Attar Gibran Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) UGM mengatakan alasan pemilihan buah labu kuning dan buah naga karena melimpahnya ketersediaan kedua buah tersebut. Selain itu, labu kuning dan buah naga merah memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan.

"Seperti diketahui, buah naga mengandung berbagai jenis antioksidan, termasuk vitamin C, beta-karoten, dan polifenol. Antioksidan berfungsi untuk membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas," katanya dalam rilis kepada wartawan, Kamis 26 Oktober 2023.

Selain itu kandungan serat yang tinggi dalam buah naga dapat membantu mengendalikan kadar kolesterol, sedangkan kalium dalam buah naga dapat menjaga tekanan darah yang sehat. Labu kuning sendiri mengandung beta-karoten, yaitu pigmen alami yang memberikan warna oranye pada buah ini.

"Beta-karoten dapat diubah menjadi vitamin A dalam tubuh, fungsinya sangat penting untuk kesehatan mata, kulit, dan sistem kekebalan tubuh."

 

 

Simak Video Pilihan Ini:

Camilan Sehat

Attar mengatakan, dari dua buah ini akhirnya berbentuk camilan sehat yang disukai oleh masyarakat dari berbagai kalangan. Produk yang dinamai SAE Fruit Leather ini diproduksi menggunakan alat pengering berupa dehydrator agar kandungan nutrisi dari buah tetap terjaga.

“Produk ini dibuat tanpa menggunakan bahan pengawet sehingga aman dikonsumsi,” jelasnya.

SAE Fruit Leather memiliki tekstur liat seperti permen dan berbentuk lebar (15 x 25 cm) yang dikemas dalam bentuk 1 gulungan untuk memudahkan penyimpanan. Bentuk lebar dipilih agar konsumen bisa bebas mengkreasikan apakah akan dikonsumsi bersama dengan es krim, yogurt, atau dibentuk sesuai keinginan masing-masing konsumen.

Produk SAE Fruit Leather telah lolos uji keamanan pangan TPC bakteri dan jamur, serta telah melalui uji kandungan gizi.

“Produk ini sangat cocok untuk dinikmati dengan berbagai makanan lainnya, seperti kue, yoghurt, es krim dan lain-lain untuk menambah cita rasa,” jelasnya.

Attar berharap, produk ini dapat ikut membantu memenuhi asupan serat dan mikronutrien bagi generasi muda dan bisa membantu menciptakan perekonomian yang berkelanjutan bagi para petani buah naga dan labu kuning. Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) UGM ini beranggotakan Muhammad Attar Gibran, Bernadeta Tresnanira, Trisha Nadira, Divara Hana Vania, dan Azra Syifa dibawah bimbingan Didik Purwadi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya