Liputan6.com, Bandung - Ketika membuat sebuah cerpen atau cerita pendek kita harus bisa mengemasnya dengan singkat dan jelas. Sebagai informasi, cerpen sendiri berarti kisahan pendek dan mempunyai kesan tunggal yang biasanya dipusatkan kepada satu tokoh dalam satu situasi cerita.
Dalam membuat sebuah cerpen, kita akan membutuhkan adanya unsur intrinsik dan ekstrinsik di dalamnya. Karena kehadiran unsur-unsur tersebut untuk bisa membagun kisah dalam cerpen menjadi jauh lebih baik lagi.
Baca Juga
Melansir dari umsu.ac.id Unsur Instristik penting untuk cerpen dalam membangun kisah karena asalnya dari dalam cerita itu sendiri. Unsur intrinsik terdiri dari tema, alur, tokoh, penokohan, latar, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat.
Advertisement
Bahkan karya sastra yang kita ketahui seperti cerpen, novel, hingga dongeng juga mempunyai unsur intrinsik di dalamnya. Melansir dari situs resmi Kemendikbud unsur intrinsik merupakan unsur pembangun dari dalam cerpen.
Unsur ini sangat penting dalam sebuah cerita dan tidak boleh dilewatkan dalam karya sastra karena ada komponen-komponen penting dalam membangun ceritanya. Mengutip dari uinkhas.ac.id dijelaskan ada banyak kegunaan dari unsur intrinstik.
Misalnya untuk mengembangkan tema dan fungsi alur yang ada di dalam cerita yang tengah dikembangkan. Lebih jelasnya berikut ini penjelasan dari masing-masing komponen yang ada dalam unsur intrinsik.
Komponen Unsur Intrinstik
1. Tema
Tema merupakan unsur intrinsik yang ada dalam cerpen sebagai dasar cerita yang tengah dikembangkan. Biasanya tema sering disamakan dengan ide atau tujuan utama dalam cerita yang dikembangkan.
Singkatnya tema seperti jiwa atau ruh yang ada dalam sebuah cerita atau karya prosa seperti novel dan cerpen. Karena cerita yang mempunyai tema mempunyai ide utama dan menjadi penentu latar belakang dalam cerita tersebut.
Tema juga berisi gambaran-gambaran luas terutama tentang kisah yang akan diangkat sebagai cerita dalam cerpen. unsur intrinsik yang satu ini juga penting untuk dipikirkan sebelum menulis cerpen dan mempunyai arah yang jelas dalam ceritanya.
2. Tokoh dan Penokohan
Sebuah cerita tentunya mempunyai tokoh atau karakter yang mendukung jalan cerita yang berlangsung. Biasanya tokoh-tokoh tersebut mempunyai peran tersendiri dalam memperkuat cerita sehingga kehadirannya menjadi sangat penting.
Adapun penokohan dalam sebuah cerita adalah proses dalam menciptakan suatu karakter atau citra dari salah satu tokoh tersebut. Misalnya saja ada tokoh antagonis, protagonis, tritagonis, hingga tokoh figuran.
Advertisement
Komponen Unsur Intrinstik
3. Alur Cerita
Alur cerita merupakan unsur yang penting dalam pengembangan sebuah cerpen karena alur cerita adalah pola pengembangan cerita yang terbentuk oleh hubungannya. Contohnya saja dalam cerpen terdapat alur maju, mundur, atau alur campuran.
4. Latar
Latar atau disebut juga dengan setting merupakan unsur intrinstik yang bisa membangun jalan cerita dari cerpen. Latar terbagi menjadi tiga jenis yaitu latar waktu, latar tempat, dan latar suasana.
5. Sudut Pandang
Sudut pandang merupakan unsur intrinsik dalam cerpen yang mempunyai makna posisi dari pengarangnya dalam menyampaikan cerita. Diketahui sudut pandang terbagi menjadi tiga yaitu sudut pandang orang pertama, sudut pandang orang kedua, dan sudut pandang orang ketiga.
Contohnya saja dalam sebuah cerita banyak pengarang yang membuat cerita dengan sudut pandang orang pertama sebagai tokoh utama. Kemudian sudut pandang orang ketiga sebagai sosok serba tahu akan segala hal yang terjadi pada seluruh cerita yang ada.
Komponen Unsur Intrinstik
6. Gaya Bahasa
Cerpen seringkali mempunyai dialog, percakapan, atau naskah dengan para tokoh di dalamnya. Biasanya dialog atau naskah tersebut ditulis dengan gaya bahasa yang berbeda-beda tergantung dari tema dan kategori ceritanya.
Fungsi dari gaya bahasa sendiri di antaranya untuk membuat cerita dalam cerpen terasa jauh lebih nyata. Tidak hanya itu gaya bahasanya juga bisa menarik pembaca dan mempertegas gagasan dalam cerita pendek.
Gaya bahasa juga terdiri dari beberapa jenis, berikut ini adalah beberapa jenisnya mengutip dari umsu.ac.id:
1. Personifikasi: Merupakan pengumpamaan benda mati sebagai manusia, contohnya “Wajahmu bersinar bagai rembulan”.
2. Metafora: Merupakan perbandingan kata yang bukan sebagai arti sebenarnya, contohnya “Tulang punggung, murah senyum, dll”.
3. Hiperbola: Merupakan suatu ucapan atau gambaran yang melebih-lebihkan suatu kondisi, contohnya “Menangis darah, hatiku meleleh, dll”.
4. Litotes: Merupakan gaya bahasa yang bertujuan untuk merendah, contohnya “bantuan ini tidak seberapa, tolong diterima”.
5. Simile: Merupakan gambaran suatu kondisi dengan membandingkan suatu hal dengan hal-hal lainnya dalam satu kalimat, contohnya “kasih sayang ibu ibarat sedalam lautan”.
7. Amanat
Amanat merupakan pesan moral atau pesan kebaikan yang ingin disampaikan oleh penulis atau pengarang kepada para pembacanya. Biasanya amanat dalam sebuah cerita pendek mempunyai sifat bersirat
Advertisement