Liputan6.com, Gorontalo - Gorontalo sejak dulu dikenal dengan julukan tanah Serambi Madinah. Meski begitu, banyak orang yang bertanya mengapa Gorontalo dijuluki dengan nama itu, padahal daerah lain yang juga memiliki penduduk mayoritas Muslim tidak dijuluki nama tersebut.
Menurut Saiful Demolawa, salah satu tokoh agama di Gorontalo, alasan utamanya adalah penduduk Gorontalo mayoritas beragama Islam. Itu juga dikuatkan dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo tahun 2022, sebanyak 99,25% penduduk Gorontalo beragama Islam.
Advertisement
Baca Juga
“Maka mereka petuh dulu menarik kesimpulan bahwa Gorontalo merupakan daerah yang kental dengan nuansa Islam,” kata Saiful.
Tidak hanya itu, Gorontalo dijuluki daerah serambi madinah, sebab Gorontalo memiliki sejarah panjang dalam penyebaran agama Islam saat masuk Gorontalo.
Islam masuk ke Gorontalo pada abad ke-15 melalui pernikahan Raja Amai dengan Putri Owutango dari Kerajaan Palasa. Raja Amai kemudian memeluk agama Islam dan diberi gelar Sultan Amai.
“Sejak saat itu, Islam berkembang pesat di Gorontalo dan menjadi agama mayoritas di daerah tersebut. Jadi ada sejarahnya dulu,” ujarnya.
Selain itu, Gorontalo memiliki banyak lembaga pendidikan Islam, baik formal maupun non-formal. Lembaga pendidikan ini berperan penting dalam menyebarkan ajaran Islam dan mencetak generasi penerus yang berilmu dan berakhlak mulia.
"Banyak sekolah Islam di Gorontalo, generasi ke depan juga beragama Islam," tuturnya.
Gorontalo memiliki banyak masjid dan musala. Di Gorontalo, terdapat banyak masjid dan musala yang tersebar di berbagai wilayah. Masjid dan musala ini menjadi sarana ibadah bagi umat Islam di Gorontalo.
Selain alasan-alasan di atas, Gorontalo juga dikenal sebagai daerah yang religius dan menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman. Hal ini terlihat dari kehidupan sehari-hari masyarakat Gorontalo yang selalu mengamalkan ajaran Islam.
“Intinya Gorontalo mayoritas Muslim. Namun, yang mengatakan awal Gorontalo adalah daerah serambi madinah itu yang belum jelas,” ia menandaskan.
Meskipun nilai-nilai ajaran Islam kuat, Gorontalo merupakan wilayah dengan multietnis yang harmonis. Di wilayah ini terdapat penganut agama Islam, Hindu, Buddha, Katolik, Kristen, dan Konghucu, dengan tempat ibadahnya yang terdapat di wilayah ini.
Banyaknya masyarakat multietnis di Gorontalo ini, karena sebagai wilayah pelabuhan, Gorontalo menjadi tempat singgah sejumlah pedagang zaman dulu. Hingga akhirnya, pedagang itu menetap di Gorontalo hingga kini meskipun minoritas.