Liputan6.com, Yogyakarta - Farah Button merupakan contoh dari brand fesyen dari Yogyakarta yang berhasil dalam segi pemasaran. Sejak berdiri pada 2016, desainer Sutardi berhasil mengembangkan belasan toko di Yogyakarta, Bali, dan Tegal.
Advertisement
Kiprah Farah Button di industri fashion tidak lepas dari peran UMKM yang mendukung keberlanjutan bisnisnya. Produksi Farah Button melibatkan 300 orang yang tergabung dalam sejumlah UMKM konveksi di Yogyakarta.
Tidak hanya itu, desainer Sutardi pun menerapkan sederet strategi pemasaran yang konsisten dan dinamis sesuai dengan perkembangan zaman.
“Jadikan karya sebagai poros utama di dunia fashion,” ucap Sutardi.
Baca Juga
Tak Cuma Menggebrak Industri Fesyen, Ini Bukti Kepedulian Farah Button untuk UMKM Konveksi di Yogyakarta
Debut Wastra Farah Button, Ready To Wear Gaya Victorian Berpadu Tenun Melenggang di Jogja Fashion Week 2023
Farah Button Makin Eksis dengan Wastra, Tenun Ikat Akulturasi Betawi dan Jawa Melenggang di Ibu Kota
Ia pun membagikan sejumlah cara. Pertama, mengobeservasi keinginan pelanggan dengan mempelajari dinamika setahun ke belakang. Permintaan atau produk apa yang paling sering ditanyakan pelanggan.
Kedua, membuat karya tanpa meniru dan menjadi trendsetter.
“Percayalah bahwa tren yang kamu ciptakan akan diminati oleh pasarmu dengan karya hasil observasi tersebut,” tuturnya.
Ketiga, menggerus kebosanan pelanggan dengan karya baru dengan menciptakan produk baru dari bahan dan desain baru tanpa menghilangkan ciri khas.
Keempat, mengemas karya dengan lebih baik lagi agar tampak elegan. Sebab, penampilan produk akan membuat pelanggan lebih sayang dengan produk yang mereka beli.
Kelima, hand feel product baru. Pada 2024 pelanggan semakin cerdas, sehingga tingkatkan kualitas dari kualitas bahan dan jahitan serta pola yang lebih baik lagi.
Keenam, produksi ulang produk best seller sampai permintaan terpenuhi.
Ketujuh, pendekatan lebih kepada pelanggan dan menjadikan pelanggan sebagai teman terbaik.
“Selalu minta masukan pelanggan terhadap produk kalian, bukan minta pujian, agar kualitas makin meningkat,” kata Sutardi.
Kedelapan, menjalin komunikasi dengan jasa admin WA. Tidak melulu berjualan tetapi menanyakan kabar pelanggan sebagai salah satu senjata untuk memasarkan produk.
“Jual attitude, tidak hanya produk,” ujar Sutardi.
Kesembilan, membuat ucapan terima kasih yang dikirim langsung ke alamat pelanggan. Jika memungkinkan dan tersedia budget, berikan gift beserta katalog terbaru.
“Dan yang kesepuluh, jangan lupa buat karya baru setiap bulan agar pelanggan punya banyak pilihan dengan produk kita,” ucap Sutardi.
Konsisten
Farah Button, brand fesyen dari Yogyakarta, konsisten dengan desain yang simple pada 2024. Kendati demikian, pemilihan warna juga tetap menjadi fokus, sehingga konsumen bisa memilih sesuai dengan kesukaannya masing-masing.
Menurut Sutardi, desainer sekaligus pemilik Farah Button, pada tahun ini ia akan merilis produk fashion yang penuh warna, didominasi warna cerah dan neon. Kendati demikian, ia juga tidak melupakan warna netral yang soft seperti hitam, putih, dan clay sebagai warna dasar fesyen.
“Kalau pada 2023 banyak permintaan untuk produk dengan desain simple, maka pada tahun ini akan mengusung kombinasi warna pada baju sehingga terkesan ceria tetapi tetap feminin,” ujar Sutardi.
Advertisement