Di Balik Tari Kethek Ogleng, Hiburan, dan Ikon Wisata Kabupaten Wonogiri

Tari kethek ogleng di tangan Suwiryo kemudian diubah menjadi gerakan tarian yang menyerupai gerakan-gerakan kera

oleh Switzy Sabandar diperbarui 17 Feb 2024, 00:00 WIB
Diterbitkan 17 Feb 2024, 00:00 WIB
Tari Kethek Ogleng
Tari Kethek Ogleng (pacitankab.go.id)

Liputan6.com, Yogyakarta - Tari kethek ogleng merupakan salah satu seni tari tradisional yang tersebar di beberapa kabupaten di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Tarian ini menyajikan gerak lucu kera putih dengan iringan musik gamelan yang cukup menghibur.

Mengutip dari wonogirikab.go.id, tarian ini berkembang di wilayah Kabupaten Wonogiri (Jawa Tengah), Kabupaten Pacitan (Jawa Timur), dan sebagian Kabupaten Gunungkidul (Yogyakarta). Khusus di wilayah Kabupaten Wonogiri, tari kethek ogleng telah menjadi ikon atraksi budaya sekaligus pariwisata.

Konon, tarian ini diciptakan oleh seorang warga Kabupaten Wonogiri bernama Darjino. Temuan tersebut kemudian disempurnakan oleh Suwiryo.

Tari kethek ogleng di tangan Suwiryo kemudian diubah menjadi gerakan tarian yang menyerupai gerakan-gerakan kera. Perubahan itu ternyata sangat digemari masyarakat luas.

Usai meninggalnya Suwiryo, tari kethek ogleng kemudian diteruskan oleh Sukijo hingga sekarang. Tari kethek ogleng pun menjadi salah satu ikon Kabupaten Wonogiri yang berhasil menarik wisatawan berbagai daerah.

Adapun cerita dalam tari kethek ogleng diilhami dari legenda Panji yang di dalamnya terdapat cerita tentang kethek (kera). Bagi masyarakat Wonogiri, kesenian kethek ogleng difungsikan sebagai kesenian rakyat pasca panen. Tarian ini juga menjadi hiburan saat pesta hajatan, khitanan, hingga nazar setelah sembuh dari sakit atau ketika berhasil mencapai sesuatu yang diinginkan.

Dalam bahasa Jawa, kethek berarti kera, sedangkan ogleng adalah bunyi saron demung atau yang biasa disebut gleng. Dengan demikian, kethek ogleng dapat dimaknai sebagai tarian kera dengan gerak lucu dan iringan gamelan yang berbunyi ogleng-ogleng.

Tari kethek ogleng biasanya disajikan dalam dua bentuk yaitu, cerita utuh dan pethilan. Jenis pethilan inilah yang banyak disajikan di Kabupaten Wonogiri, yakni hanya menampilkan kethek ogleng saja, bukan kolosal dengan banyak penari.

Pada 1967, tari kethek ogleng dijadikan sebagai ikon tarian Kabupaten Wonogiri. Kala itu, grup kethek ogleng asal Kecamatan Sidoharjo pimpinan Samidjo menggarap tari kethek ogleng dengan formasi lengkap sebanyak 60 orang. Hingga kini, tari kethek ogleng lebih banyak disajikan sebagai media hiburan.

 

Penulis: Resla

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya