Liputan6.com, Sukabumi - Antrian mengular terlihat pada operasi pasar murah yang berlangsung di kantor Kelurahan Dayeuhluhur Kecamatan Warudoyong Kota Sukabumi, Senin (26/2/2024). Pembeli yang didominasi ibu-ibu ini, mengantri bahan kebutuhan pokok seperti beras murah, minyak, dan telur.
Salah seorang warga, Kiki Supianti (44) mengungkapkan, dia mengantri sejak pukul 07.00 WIB pagi. Menurutnya harga didapat terbilang selisih cukup jauh dengan di pasaran yang dinilai beras mahal untuk kemasan per lima kilogram.
“Alhamdulillah sangat membantu bagi kita mah rakyat biasa, kan lumayan beli di pasar Rp75 ribu ini Rp53 ribu jadi lumayan ada pengurangan. Bisa cukup sisanya buat beli minyak,” ucap Kiki.
Advertisement
Dia mengatakan, beras lima kilogram itu biasa dikonsumsi bersama 5 orang keluarganya cukup untuk lima hari kedepan. Selain beras, ia juga mengantri untuk membeli sembako lainnya seperti telur, tepung terigu, dan gula pasir. Menurutnya, tak ada perbedaan rasa dari nasi yang didapat di bazar murah dengan yang biasanya dibeli di pasaran.
“Agak miring harganya dari warung. Telur kan di warung skrng Rp31 ribu disini Rp27 ribu lumayan lah selisih Rp4 ribu. Ah kita mah yang penting beras, mau beda (merek) atau apa yang penting makan nasi. Paling beras bulog katanya lebih keras tambahin air aja. Pinter-pinter kitanya aja, yg penting bisa makan,” tuturnya.
Sementara, Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan (Diskumindag) Kota Sukabumi, Agus Wawan Gunawan mengatakan, operasi pasar ini dilaksanakan selama seminggu 26 Februari hingga 6 Maret 2024 yang tersebar di tujuh kecamatan.
Stok Beras Aman
Pihaknya memastikan stok beras di Kota Sukabumi diklaim aman untuk dua bulan kedepan. Agus menyebut, beras program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) yang digulirkan pemerintah melalui Perum Bulog ini memiliki kualitas yang cukup baik.
“SPHP ini masih standar Rp10.900 per liter tinggal mindset konsumen aja cenderung kan lebih menikmati atau membeli ysng premium. Saya juga menikmati SPHP. Mindset masyarakat juga harus berubah ketika harga beras tinggi ya beralih lah ke SPHP yang patokan harganya sudah ditentukan oleh pemerintah,” ujar Agus.
Pihaknya berharap operasi pasar murah ini juga bisa kembali dilakukan menjelang hari raya idul fitri mendatang. Termasuk operasi pasar subsidi. Ia menilai, salah satu faktor penyebab melambungnya harga beras yakni karena impor.
“Salah satunya terkait dgn cuaca, keterlambatan panen, ini mempengaruhi kepada ketersediaan beras. Makanya pemerintah menerima beras dari luar cuman resikonya di harga. Nanti juga kita lihat perkembangan, mudah-mudahan bisa dilakukan jelang idul fitri, termasuk saya mohon ke provinsi ada operasi pasar subsidi. Dari provinsi belum ada,” jelasnya.
Advertisement