Sensus Burung Air di Asia, Ini Hasil Sensus di Ancol

Ancol merupakan salah satu kawasan penting bagi pelestarian burung air di Jakarta, yang diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah wisata pantai lainnya di Indonesia.

oleh Novia Harlina diperbarui 09 Mar 2024, 09:00 WIB
Diterbitkan 27 Feb 2024, 00:34 WIB
Ancol Taman Impian bersama Jakarta Birdwatcher’s Society dan Belantara Foundation menggelar sensus burung air di empat kawasan Ancol. (Liputan6.com/ ist)
Ancol Taman Impian bersama Jakarta Birdwatcher’s Society dan Belantara Foundation menggelar sensus burung air di empat kawasan Ancol. (Liputan6.com/ ist)

Liputan6.com, Jakarta - Ancol Taman Impian bersama Jakarta Birdwatcher’s Society dan Belantara Foundation menggelar sensus burung air di empat kawasan di lokasi itu. Kawasan-kawasan yang menjadi fokus sensus ini meliputi Ecopark, Putri Duyung Resort, Dermaga Marina, dan Pantai Timur Ancol.

Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Asian Waterbird Census (AWC) atau sensus burung air se-Asia pada pada Minggu (25/02/2024).

Ancol Taman Impian dipilih sebagai lokasi sensus burung air se-Asia tahun ini karena letaknya yang strategis di pesisir Jakarta, dengan hutan bakau yang masih lestari dan menjadi tujuan wisata yang populer.

Dengan luas sekitar 150 hektare, Ancol merupakan salah satu kawasan penting bagi pelestarian burung air di Jakarta, yang diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah wisata pantai lainnya di Indonesia.

Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk mengidentifikasi jenis-jenis burung air yang berada di kawasan Ancol, sambil meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya generasi muda, akan pentingnya pelestarian burung air dan habitatnya.

Direktur PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk, Eddy Prasetyo, mengatakan Ancol tidak hanya menjadi kawasan wisata, tetapi juga merupakan rumah bagi beragam flora dan fauna liar di ekosistem pesisir.

"Sebagai bagian dari upaya pelestarian keanekaragaman hayati, Ancol terus memantau dan mengevaluasi keberlangsungan hidup flora dan fauna, termasuk burung-burung air," jelasnya.

Sementara Koordinator Jakarta Birdwatcher’s Society Ady Kristanto menjelaskan kehadiran burung, terutama burung air, di Jakarta menghadapi berbagai ancaman serius, seperti hilangnya habitat akibat urbanisasi, pencemaran air di Teluk Jakarta, perburuan, dan tekanan dari aktivitas manusia.

"Upaya konservasi sangat diperlukan untuk melindungi burung air dan habitatnya," katanya.

Direktur Eksekutif Belantara Foundation, Dolly Priatna menjelaskan, pentingnya keterlibatan generasi muda dalam upaya pelestarian satwa liar, termasuk burung air.

"Generasi muda memiliki peran penting sebagai agen perubahan, kekuatan mereka dalam media sosial dapat diarahkan untuk menyebarkan kesadaran akan pentingnya pelestarian burung air," katanya.

 

Hasil Sensus

Hasil sensus burung air di empat kawasan Ancol tahun 2024 mengidentifikasi 40 jenis burung dengan total 337 individu, termasuk 10 jenis burung air. Dari hasil ini, satu jenis burung air, yaitu burung pecuk ular asia (Anhinga melanogaster), terdaftar sebagai hampir terancam punah (NT) menurut daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN).

Hasil sensus ini akan dilaporkan kepada Wetlands International Indonesia sebagai koordinator AWC Indonesia dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, serta akan menjadi tambahan data burung air bagi DKI Jakarta.

Kegiatan ini juga melibatkan sukarelawan dari berbagai sektor, seperti pelajar, mahasiswa, praktisi konservasi, komunitas penggiat lingkungan, sektor swasta, jurnalis, dan masyarakat umum.

Asian Waterbird Census (AWC) merupakan kegiatan kesukarelawanan yang dilakukan setiap tahun di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, dengan tujuan memantau populasi burung air dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pelestarian mereka.

 
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya