Liputan6.com, Garut - Pemerintah Daerah (Pemda) Garut, Jawa Barat meradang setelah besaran anggaran Biaya Tak Terduga (BTT) yang dialokasikan kas daerah hanya berkisar di angka Rp 20 miliar. Sekretris Daerah (Sekda) Garut, Nurdin Yana mengatakan bahwa besaran anggaran BTT Pemda Garut dinilai kecil, dibanding besarnya potensi ancaman bencana alam yang mengepung Garut.
“BTT kita untuk tahun ini relatif kecil dibanding potensi bencana alam yang ada yakni hanya Rp20 miliar,” kata dia, Kamis (14/3/2024). Menurutnya, kabupaten Garut memiliki potensi ancaman bencana alam yang cukup besar di Provinsi Jawa Barat mulai banjir, longsor, pergerakan tanah, angin puting beliung, gelombang tinggi hingga ancaman tsunami yang bisa menyerang setiap saat.
“Sejak beberapa hari ini kami mendapatkan laporan adanya bencana alam seperti longsor, banjir, angin kencang, termasuk pergerakan tanah di sejumlah kecamatan,” kata dia.
Advertisement
Lembaganya telah mengintruksikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melakukan pendataan terhadap wilayah yang terkena dampak bencana alam. “Selanjutnya kita siapkan anggaran untuk langkah penanggulangan daerah yang terdampak bencana,” ujar dia.
Namun meskipun demikian, Nurdin tetap bersyukur hadirnya suntikan bantuan Dana Bagi Hasil (DBH) di luar BTT bencana yang telah disiapkan pemda Garut. “Hingga saat ini, petugas masih melakukan asesmen di lapangan untuk memastikan jumlah rumah atau infrastruktur yang terdampak,” kata dia.
Nurdin menegaskan, persoalan penanganan bencana alam harus menjadi perhatian semua pihak, mulai pemerintah hingga seluruh lapisan masyarakat, untuk segera bergerak cepat membantu saat mendapatkan informasi bencana. “Konteksnya, tidak boleh sampai ada nyawa yang menghilang akibat bencana di Garut,” tegasnya.
Sebagai gambaran BTT Bencana Pemda Garut sejak 2022 terus mengalami penurunan, jika 2022 berada dikisaran angka Rp 60 miliar, maka tahun 2024 hanya tersedia Rp 20 miliar.
Baca Juga