Liputan6.com, Medan - Staf Khusus (Stafsus) Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Bidang Pemerintahan Desa dan Pembangunan Perbatasan Hoiruddin Hasibuan menghadiri silaturahmi dan buka puasa bersama lintas etnis di Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut). Kegiatan tersebut dihadiri oleh pimpinan daerah, tokoh adat, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan tokoh pemuda se-Provinsi Sumut.
Beberapa tokoh yang hadir di antaranya Rahmat P. Hasibuan, Ali Mutiara Rangkuti, Donal Sidabalok, Husni Hasibuan, Rusdi Lubis, Jumiran Abdi, Subriadi Bahar, Rudi Zulham Hasibuan, Khairul Max Hasibuan, dan Manan Nasution. Selain itu, hadir pula Eldin, Kamal Basri Siregar, Mayjen Felix Hutabarat, Bukit Tambunan, Aspan Sopian, JB Ringoringo, Irwan Daulay, Hamdan, serta tokoh pemuda mewakili berbagai etnis di Sumut.
Baca Juga
Hasibuan mengapresiasi seluruh peserta yang telah berkenan hadir. Menurutnya, kehadiran mereka menunjukkan semangat persatuan untuk terus merawat dan membangun negara, khususnya Provinsi Sumut.
Advertisement
Menurutnya, Sumut adalah provinsi terbesar ke-4 di Indonesia. Daerah ini memiliki sumber daya alam melimpah, mulai dari energi, mineral, pertanian, perkebunan, perikanan, dan perhutanan.
“Sumatera Utara menjadi salah satu daerah penopang kekuatan ekonomi Indonesia,” kata Hasibuan saat diskusi dalam buka bersama di Hotel Polonia Medan, Sumut.
Dijelaskan bahwa capaian pembangunan Provinsi Sumut dalam aspek pertumbuhan ekonomi, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2023, tumbuh sebesar 5,01 persen. Salah satu faktor pertumbuhan ini yaitu dipengaruhi inflasi yang berada di angka 2,5 persen.
“Lebih baik dibanding dengan inflasi nasional yang mencapai 2,75 persen,” katanya.
Kemudian angka kemiskinan ekstrem di Sumut juga turun. Data BPS, angka kemiskinan ekstrem per Maret 2022 berada di angka 1,41 persen, sedangkan pada Maret 2023 0,78 persen.
Penurunan ini menunjukkan tren positif yang diiringi dengan peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dari yang semula 72,71 pada 2022 menjadi 75,13 pada 2023.
“IPM yang tinggi menandakan peningkatan dalam aspek kesehatan, pendidikan, dan standar hidup,” katanya.
Di lain sisi, dirinya membeberkan sejumlah tantangan bagi pemimpin di Provinsi Sumut di masa mendatang. Hal itu seperti menjaga pertumbuhan ekonomi agar terus meningkat. Meski inflasi terkendali, fluktuasi harga yang dapat mempengaruhi daya beli masyarakat tetap harus diwaspadai. Kemudian, langkah penanganan kemiskinan hingga ke akar-akarnya supaya kemiskinan ekstrem dapat diturunkan harus terus diupayakan.
“Untuk itu, diperlukan seorang pemimpin yang mampu berpikir jauh ke depan, menghadapi dinamika perubahan yang semakin cepat, dan tetap menjaga keberpihakan kepada rakyat, menjaga transparansi, akuntabilitas, dan integritas yang harus dijunjung tinggi dalam setiap tindakan dan pengambilan keputusan,” kata Hasibuan.
Saat berdiskusi itu, yang hadir melontarkan dukungan agar Hasibuan ikut berkompetisi dalam pemilihan kepala daerah. Mantan Kepala Staf Ahli KSAD Mayjen TNI Felix Hutabarat menyebut bahwa status Hasibuan sebagai guru besar akan lebih bermanfaat untuk mewujudkan Kota Medan menjadi lebih baik.
Sementara itu, Kamal B Siregar seorang ahli bedah yang ditokohkan masyarakat Tapanuli Bagian Selatan menyebutkan kinerja Hasibuan layak ikut berkompetisi.
"Beliau pernah tugas di Papua, Maluku, hingga di Sumut. Saya sendiri 34 tahun di Bali, dan merasa tak bisa jauh dari kampung halaman saya di Tabagsel,” katanya.