Tewas di Tangan Pemburu, Cula Badak Dijual Hingga Ratusan Juta di Pasar Gelap Jakarta

Badak bercula satu atau badak Jawa, merupakan hewan paling dilindungi di dunia. Habitat aslinya kini hanya ada di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 25 Apr 2024, 17:42 WIB
Diterbitkan 25 Apr 2024, 13:00 WIB
Badak Samson Ditemukan Mati
Foto yang dirilis 26 April 2018 menunjukkan petugas memeriksa badak jawa jantan yang ditemukan mati di Pantai Karang Panjang, Taman Nasional Ujung Kulon. Data saat ini populasi badak jawa tinggal 68 ekor terdiri dari 31 betina dan 37 jantan. (AFP Photo)

Liputan6.com, Pandeglang - Badak bercula satu atau badak Jawa, merupakan hewan paling dilindungi di dunia. Habitat aslinya kini hanya ada di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten. Namun, hewan yang dilindungi itu malah jadi target perburuan liar dan cula nya dijual di Jakarta secara ilegal dengan nilai ratusan juta rupiah.

Perburuan badak bercula satu di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) untuk diambil cula nya, terungkap dalam persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Pandeglang. Mengutip dari https://sipp.pn-pandeglang.go.id/index.php/detil_perkara. Kasus tersebut disidangkan di PN Pandeglang dengan nomor perkara 39/Pid.Sus-LH/2024/PN Pdl dan tanggal surat pelimpahan pada Selasa, 02 April 2024, nomor surat pelimpahan B- 354/M.6.13/Eku.2/04/2024.

Dalam dakwaan yang diunggah, menerangkan pelaku Sunendi, Haris, Sukarya dan Icut pergi ke habitat badak di kawasan konservasi TNUK, sekitar Mei 2022. Saat itu, para terdakwa masuk kedalam hutan menyusuri jalan setapak ke Citadahan dengan membawa senjata api. Sekitar pukul 14.30 wib, Sunendi menemukan badak yang sedang makan. Terdakwa menembak badak dan hanya mengenai kaki belakang badak Jawa itu. Tak mau kehilangan hewan buruannya, para pelaku terus mengejar dan kembali menembak dalam jarak sekitar 15 kemudian mengenai perut dan hewan langka itu tewas.

"Bahwa kemudian Haris menyembelih leher badak menggunakan golok yang dibawanya, sementara cula badak yang sudah terpotong dimasukan kedalam kantong plastik warna hitam lalu dibawa kerumah terdakwa untuk simpan didalam ember kamar mandi, dengan tujuan agar tulang yang menempel pada cula terlepas. Setelah itu terdakwa simpan diatas plafon rumahnya agar terkena panas dan juga tidak diketahui oleh orang lain," mengutip surat dakwaan lainnya, Rabu (24/4/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Dijual Seharga Rp280 Juta

Masih di bulan yang sama, terdakwa Sunendi pergi ke Jakarta untuk menjual cula badak itu ke pengepul yang diantarkan saksi berinisial Yi dan berhasil terjual seharga Rp 280 juta. Usai menjual, terdakwa langsung kembali ke rumahnya di Pandeglang, Banten. Uang hasil penjualan kemudian dibagi dan setiap orang mendapatkan sekitar Rp68 juta.

"Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 40 Ayat (2) juncto Pasal 21 Ayat (2) huruf a dan huruf d Undang-undang nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya," dalam kutipan lainnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya