Liputan6.com, Jakarta - Pemilihan presiden 2024 telah selesai. Kendati demikian, upaya membangun demokrasi yang sehat dan berkelanjutan setelah hajatan Pemilu 2024 tidak boleh berhenti.
Menurut Dian Agustina, pengamat sosial politik dari Sekolah Politik Indonesia, ada tiga langkah penting untuk memastikan demokrasi yang sehat dan berkelanjutan. Pertama, oposisi yang kuat adalah komponen esensial dalam sistem demokrasi.
"Setelah Pemilu 2024, kita harus memastikan adanya oposisi yang dapat menjalankan peran pengawasan dan keseimbangan kekuasaan,” ujarnya.
Advertisement
Baca Juga
Ia berpendapat oposisi yang efektif akan menjaga transparansi dan akuntabilitas pemerintah. Tanpa oposisi yang solid, risiko terjadinya penyalahgunaan kekuasaan dan pengabaian kepentingan rakyat menjadi lebih besar.
Langkah kedua yang disampaikan Dian adalah pentingnya edukasi politik yang dimulai dari keluarga dan meluas ke masyarakat. Pendidikan politik harus menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari.
“Orang tua harus mengajarkan nilai-nilai demokrasi dan pentingnya partisipasi politik kepada anak-anak mereka," kata Dian.
Selain itu, masyarakat juga harus dilibatkan dalam diskusi politik yang terbuka dan inklusif untuk membentuk kesadaran dan partisipasi politik yang lebih besar.
Dian Agustina juga menyoroti perlunya peningkatan kapasitas pemimpin terpilih untuk memastikan mereka mampu memenuhi harapan rakyat.
"Pemimpin atau wakil rakyat yang terpilih melalui Pemilu 2024 harus diberikan pelatihan dan pendampingan yang memadai agar mereka bisa mengelola pemerintahan dengan baik," ujarnya.
Pelatihan ini bisa mencakup berbagai aspek, seperti manajemen pemerintahan, kebijakan publik, dan komunikasi dengan konstituen. Dengan mengimplementasikan tiga langkah ini, Dian Agustina berharap demokrasi di Indonesia akan terus berkembang dan menjadi lebih kuat setelah Pemilu 2024.
"Demokrasi yang sehat membutuhkan upaya bersama dari semua pihak, dan inilah saatnya kita beraksi untuk masa depan yang lebih baik," ucap Dian.