Liputan6.com, Bandung - Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) merekomendasikan seluruh bangunan di daerah Jawa Barat Selatan harus dibangun menggunakan konstruksi bangunan tahan gempa bumi untuk menghindari dari risiko kerusakan dengan dilengkapi dengan jalur dan tempat evakuasi.
Hal itu dijelaskan oleh Kepala PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM, Hendra Gunawan, usai gempa bumi merusak berkekuatan M6,2 pada kedalaman 70 km terjadi pada Sabtu, 27 April 2024, pukul 23.29 WIB di Samudera Hindia berjarak sekitar 151,7 km barat daya Kota Garut, Provinsi Jawa Barat.
Baca Juga
"Selain itu karena wilayah di daerah pesisir Jawa Barat Selatan tergolong rawan gempa bumi dan tsunami, maka harus ditingkatkan upaya mitigasi melalui mitigasi struktural dan non struktural," ujar Hendra dalam keterangan tertulisnya, Bandung, Minggu, 28 April 2028.
Advertisement
Hendra mengatakan kejadian gempa bumi merusak tersebut diperkirakan tidak berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya ikutan (collateral hazard) berupa retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah dan pencairan tanah (likuefaksi).
Meski demikian, masyarakat dihimbau untuk tetap tenang, mengikuti arahan atau informasi dari petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD setempat).
"Tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan, dan jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami," kata Hendra.
Hendra menuturkan berdasarkan informasi dari Pusat Pengendalian Operasional Badan Nasional Penanggulangan Bencana (Pusdalops BNPB) dan media massa kejadian gempa bumi telah mengakibatkan terjadinya bencana berupa korban luka-luka dan kerusakan bangunan seperti di Kabupaten Garut, Tasikmalaya, Sukabumi, Bandung Barat, Ciamis, Bandung, Pangandaran, Purwakarta, Sumedang dan Kota Tasikmalaya.
Guncangan gempa bumi dirasakan cukup luas di Jawa Barat, karena kekuatan dan kedalaman menengah. Guncangan gempa bumi di daerah pesisir Jawa Barat Selatan diperkirakan pada skala IV-V MMI (Modified Mercalli Intensity).
"Menurut data Badan Geologi, sebaran permukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi menengah," ungkap Hendra.
Kejadian gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami karena tidak mengakibatkan terjadinya deformasi dasar laut, meskipun lokasi pusat gempa bumi terletak di laut.
Data Badan Geologi wilayah pantai selatan Jawa Barat selatan tergolong rawan tsunami dengan potensi tinggi tsunami di garis pantai lebih dari 3 meter.
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Kondisi Geologi Pusat Gempa
Lokasi pusat gempa bumi terletak di laut pada kedalaman menengah sehingga guncangan terasa pada daerah cukup luas di Jawa Barat.
Kondisi (morfologi) wilayah pesisir Jawa Barat selatan umumnya berupa dataran pantai yang berbatasan dengan morfologi perbukitan bergelombang hingga perbukitan terjal pada bagian utara.
"Data Badan Geologi daerah pesisir pantai tersusun oleh tanah lunak (kelas E) dan tanah sedang (kelas D), sedangkan daerah perbukitan tersusun oleh tanah keras (kelas C)," sebut Hendra.
Wilayah ini secara umum tersusun oleh endapan Kuarter berupa aluvial pantai, aluvial sungai, batuan rombakan gunung api muda seperti breksi gunung api, lava, tuff dan batuan berumur Tersier berupa batuan sedimen dan batuan rombakan gunung api.
Sebagian batuan berumur Tersier dan batuan rombakan gunung api muda tersebut telah mengalami pelapukan.
"Endapan Kuarter dan batuan yang telah mengalami pelapukan pada umumnya bersifat lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan gempa bumi," sebut Hendra.
Selain itu, pada morfologi perbukitan bergelombang hingga terjal yang tersusun oleh batuan yang telah mengalami pelapukan, berpotensi terjadi gerakan tanah yang dapat dipicu oleh guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi.
Â
Advertisement
Pemicu Gempa
Berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi, kedalaman, dan data mekanisme sumber dari BMKG, USGS Amerika Serikat dan GFZ Jerman, maka kejadian gempa bumi ini diakibatkan oleh aktivitas penunjaman atau subduksi atau dapat disebut juga gempa bumi intraslab dengan mekanisme sesar naik.
"Menurut catatan Badan Geologi sumber gempa bumi intraslab di Jawa Barat Selatan ini telah beberapa kali mengakibatkan terjadinya bencana, yaitu tahun 1979, 2007, 2017, 2022, dan 2023," terang Hendra.
Menurut informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), lokasi pusat gempa bumi terletak di Samudera Hindia pada koordinat 107,26 BT dan 8,42 LS, berjarak sekitar 151,7 km barat daya Kota Garut, Provinsi Jawa Barat, dengan magnitudo M6,2 pada kedalaman 70 km.
Sedangkan berdasarkan informasi dari The United States Geological Survey (USGS) Amerika Serikat, lokasi pusat gempa bumi terletak pada koordinat 107,272 BT dan 8,110 LS dengan magnitudo M6,1 pada kedalaman 68,3 km.
Namun data GeoForschungsZentrum (GFZ), Jerman, lokasi pusat gempa bumi berada pada koordinat 107,41 BT dan 7,88 LS, dengan magnitudo M6,1 pada kedalaman 67 km.
Â
Ada 8 Kejadian Gempa Bumi Merusak Hingga April 2024
PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM mencatat 8 kejadian gempa bumi merusak terjadi di Indonesia dalam periode Januari-April 2024.
Gempa bumi ini berkekuatan (magnitudo) diatas M4.0. Berikut daftar gempa yang dicatat oleh PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM:
1. Provinsi Banten.
Gempa bumi terjadi di Lebak, Banten pada 3 Janurai 2024 pukul 07.53 WIB koordinat 106,14° BT, 7.57° LS, dengan kekuatan M5,9 di kedalaman 74 km.
Skala guncangan MMI/Modified Mercalli Intensity IV akibat pergerakan sesar mendatar (strike slip). Akibatnya menimbulkan kerusakan bangunan di Kecamatan Lebak Gedong, Cijaku, Cirinten, dan Malingping, Kabupaten Lebak.
2. Provinsi Sulawesi Tengah
Gempa bumi terjadi di Tojo Una-Una, Provinsi Sulawesi Tengah, pada 19 Januari 2024 pukul 00.36 WIB koordinat 121,45° BT, 1,1° LS, dengan kekuatan M5,4 di kedalaman 10 km.
Skala guncangan MMI/Modified Mercalli Intensity IV. Akibatnya 1 rumah penduduk rusak ringan di Desa Bongka Makmur, Kecamatan Ulubongka.
3. Provinsi Kalimantan Selatan
Gempa bumi terjadi di Banjar dan Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan, pada 13 Februari 2024 pukul 08.22 WIB koordinat 115,12° BT, 3,19° LS, dengan kekuatan M4,7 di kedalaman 10 km.
Skala guncangan MMI/Modified Mercalli Intensity IV karena pergerakan sesar (strike-Selatan). Akibatnya kerusakan bangunan di Kabupaten Banjar (Sambung Makmur, Simpang Empat, Talaga Bauntung) dan Tapin (Hatungun, Binuang).
4. Provinsi Banten
Gempa bumi terjadi di Pandeglang, Provinsi Banten, pada 25 Februari 2024 pukul 20.07 WIB koordinat 105,9° BT, 7,61° LS, berkekuatan M5,7 di kedalaman 37 km.
Skala guncangan MMI/Modified Mercalli Intensity IV karena gerak sesar naik (thrust). Akibatnya, 1 rumah roboh di Kampung Buraluk, Desa Cimoyan, Kecamatan Patia, Kabupaten Pandeglang.
5. Provinsi Jawa Timur
Gempa bumi terjadi di P. Bawean, Provinsi Jawa Timur pada 22 Maret 2024 pukul 15.52 WIB koordinat 112,33° BT, 5,76° LS, berkekuatan M6,5 di kedalaman 10 km.
Skala guncangan MMI/Modified Mercalli Intensity VI karena pergerakan sesar mendatar (strike slip). Akibatnya, 8 orang terluka dan kerusakan bangunan di P. Bawean, Gresik, Tuban, Demak.
6. Provinsi Bengkulu
Gempa bumi terjadi di Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu pada 23 Maret 2024 pukul 20.20 WIB koordinat 102,72° BT, 4,66° LS, berkekuatan M5,6 di kedalaman 64 km.
Skala guncangan MMI/Modified Mercalli Intensity IV karena gerak sesar naik (thrust). Akibatnya, kerusakan rumah penduduk di Kecamatan Ulu Manna dan Pino Raya.
7. Provinsi NTT
Gempa bumi terjadi di Ende, Provinsi NTT pada 24 Maret 2024 pukul 10.04 WIB koordinat 122,16° BT, 9,64° LS, berkekuatan M6,1 di kedalaman 47 km.
Skala guncangan MMI/Modified Mercalli Intensity IV karena pergerakan sesar mendatar (strike slip). Akibatnya, kerusakan bangunan SMPN 1 Atap Ekoreko, Kecamatan Pulau Ende, Kabupaten Ende.
8. Provinsi Jawa Barat
Gempa bumi terjadi di Jawa Barat Selatan, Provinsi Jawa Barat, pada 27 April 2024 pukul 23.29 WIB koordinat 127,26° BT, 8,42° LS, berkekuatan M6,2 di kedalaman 70 km.
Skala guncangan MMI/Modified Mercalli Intensity Vi karena gerak sesar naik (thrust). Akibatnya, kerusakan bangunan di Jawa Barat Selatan.
Advertisement