Harimau Seret Pekerja Perusahaan di Riau, Tangan Kanan Korban Hilang

Seorang pekerja di PT Satria Perkasa Agung Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir, tewas diterkam harimau sumatra

oleh Syukur diperbarui 12 Mei 2024, 20:00 WIB
Diterbitkan 12 Mei 2024, 20:00 WIB
Harimau sumatra yang pernah terekam kamera ponsel warga.
Harimau sumatra yang pernah terekam kamera ponsel warga. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Seorang pekerja di PT Satria Perkasa Agung (SPA) Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir, tewas diterkam harimau sumatra. Korban ditemukan dalam kondisi mengenaskan dengan tangan kanan hilang.

Tangan korban diduga telah dimakan harimau. Korban berumur 26 tahun ini sudah dievakuasi ke daerah asalnya di Kabupaten Pelalawan, Riau.

Kepala Polres Indragiri Hilir Ajun Komisaris Besar Budi Setiawan menjelaskan, harimau terkam pekerja ini berlangsung pada Kamis siang, 9 Mei 2024, di Petak 466 Blok L PT SPA.

Sebelum kejadian, korban bersama sejumlah rekannya menyemprot gulma di lahan tanaman akasia milik perusahaan. Korban dan rekannya terpisah dengan jarak cukup jauh.

"Sekitar pukul 2 siang, rekannya mendengar teriakan minta tolong dari korban," kata Budi, Jumat malam, 11 Mei 2024.

Rekan korban, Rahman dan Awi, mencari sumber suara serta mencari keberadaan korban. Hanya saja korban sudah tidak terlihat di lokasi kerjanya.

"Di sekitar lokasi ditemukan jejak harimau sumatra," ucap Budi.

Kejadian ini dilaporkan ke kantor perusahaan. Sejumlah karyawan perusahaan berangkat ke lokasi mencari keberadaan korban di lokasi.

"Korban akhirnya ditemukan tapi sudah meninggal dunia," kata Budi.

Di leher korban, lanjut Budi, ditemukan 5 bekas gigitan. Luka gigitan juga ditemukan pada telinga dan tangan serta luka lecet pada bagian kaki.

"Tangan korban sebelah kanan hilang," ujar Budi.

Terkait konflik harimau dengan manusia ini, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau belum memberikan pernyataan. Kepala BBKSDA Genman Suhefti Hasibuan menyebut tim mitigasi terkendala jaringan seluler tak memadai di lokasi.

 

 

Simak Video Pilihan Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya