Legenda Drama Tari Batu Cino, Kisahkan Romansa Jaka dan Hasnah dalam Gerakan Tubuh

Cerita tersebut sudah menjadi legenda yang mengakar dalam budaya masyarakat Kabupaten Empat Lawang, Sumatra Selatan.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 14 Jun 2024, 00:00 WIB
Diterbitkan 14 Jun 2024, 00:00 WIB
Kawasan Wisata Teluk Gelam di Ogan Komering Ilir, Sumatra Selatan
Kawasan Wisata Teluk Gelam di Ogan Komering Ilir, Sumatra Selatan. foto: Instagram @pemudatelukgelam

Liputan6.com, Palembang - Tari batu cino merupakan sebuah kesenian drama tari yang menampilkan tarian berdasarkan kisah sepasang kekasih bernama Jaka dan Hasnah. Kisah mereka dikemas dalam cerita legenda asal Sumatra Selatan, Legenda Batu Cino.

Cerita tersebut sudah menjadi legenda yang mengakar dalam budaya masyarakat Kabupaten Empat Lawang, Sumatra Selatan. Mengutip dari indonesiakaya.com, pementasan tari batu cino dibuka dengan percakapan antara seorang nenek dan kedua cucunya.

Cahaya lampu panggung menyorot seorang nenek yang sedang duduk merenung di atas bale bambu. Tak lama kemudian, dua orang cucu kecilnya menghampiri dengan mata berbinar penuh rasa ingin tahu.

Mereka meminta agar nenek menceritakan dongeng pengantar tidur. Nenek pun memulai kisah tentang sepasang kekasih yang saling mencintai, Jaka dan Hasnah.

Jaka dan Hasnah merupakan sepasang kekasih yang telah mengikat janji setia untuk membangun rumah tangga bersama. Namun, Jaka yang menyadari dirinya belum mampu memenuhi janji manisnya kepada Hasnah pun memutuskan merantau ke negeri seberang untuk mencari nafkah.

Beberapa waktu setelah kepergian Jaka, seorang pedagang kaya dari Palembang tiba di wilayah Empat Lawang. Dengan menaiki perahu besar, ia berlayar menyusuri Sungai Musi.

Tak disangka, ia terpesona dengan kecantikan Hasnah. Ia pun langsung menyatakan keinginannya untuk menikahi Hasnah, tetapi Hasnah menolaknya.

Ternyata, penolakan Hasnah membuat hati pedagang murka. Ia bertekad mendapatkan Hasnah dengan paksa, bahkan jika itu harus membunuh semua orang yang menghalangi jalannya.

Situasi pun semakin memanas ketika Jaka tiba-tiba kembali ke tanah Empat Lawang. Saat tiba di kampung halaman, Jaka mendapati Hasnah sedang diancam oleh si pedagang. 

 


Melawan Tanpa Keraguan

Jaka pun melawan tanpa keraguan demi menyelamatkan Hasnah. Pertempuran sengit antara keduanya tak terhindarkan, hingga akhirnya Jaka berhasil mengalahkan si pedagang dan membebaskan Hasnah dari cengkeraman musuh.

Kemenangan Jaka disambut gembira oleh warga kampung. Mereka berdua akhirnya menikah dan membangun kehidupan bersama yang penuh cinta dan kebahagiaan.

Kisah cinta keduanya tertuang dalam setiap gerakan drama tari batu cino. Tarian ini membutuhkan banyak penari untuk memerankan berbagai karakter, di antaranya nenek dan dua cucunya, para warga kampung, Jaka, Hasnah, para pedagang, serta pasukan. 

Menariknya lagi, setting panggung dibuat berubah-ubah sesuai dengan potongan cerita yang sedang dimainkan demi dapay menghidupkan cerita. Adapun para penari perempuan yang berperan sebagai warga kampung mengenakan pakaian tradisional Sumatra Selatan, yaitu baju kurung dan kain songket. Sementara para penari pria mengenakan baju berwarna emas dengan kain songket yang senada.

Drama tari batu cino juga termasuk dalam seni pertunjukan yang menggabungkan unsur tari, musik, dan drama. Oleh karena itu, drama tari ini memerlukan banyak unsur pendukung, mulai dari penari, musikus, aktor, koreografer, hingga sutradara.

 

Penulis: Resla

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya