60 Kiai Sepuh Kumpul di Pesantren Tebuireng Jombang Bahas Hubungan NU-PKB yang Memanas

Wakil Ketua Umum PBNU Amin Said Husni mengemukakan, pertemuan ini digelar sebagai silaturahmi antara Rois Syuriah PWNU se-Indonesia guna menindaklanjuti penugasan yang diberikan oleh PBNU untuk mendalami terkait hubungan NU dan PKB.

oleh Yusron Fahmi diperbarui 13 Agu 2024, 09:42 WIB
Diterbitkan 13 Agu 2024, 09:42 WIB
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya (Liputan6.com/Ady Anugrahadi)
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya (Liputan6.com/Ady Anugrahadi)

Liputan6.com, Jombang - Sekitar 60 kiai sepuh dari berbagai daerah di Jawa Timur, berkumpul di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, membahas masalah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Wakil Ketua Umum PBNU Amin Said Husni mengemukakan, pertemuan ini digelar sebagai silaturahmi antara Rois Syuriah PWNU se-Indonesia guna menindaklanjuti penugasan yang diberikan oleh PBNU untuk mendalami terkait hubungan NU dan PKB.

"PBNU melalui tim panel yang dibentuk telah mengundang beberapa narasumber yang kami mohonkan informasi atau data pengalaman yang diberikan beliau dan proses pendalaman masih berlangsung," katanya, Senin 12 Agustus 2024.

Ia menambahkan, tim juga bersilaturahmi dengan pengurus Dewan Syuro PKB perwakilan sejumlah daerah misalnya Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten dan beberapa perwakilan lainnya untuk mendalami informasi.

Pertemuan dengan Syuriah PWNU se-Indonesia ini, kata dia, diharapkan dari beliau-beliau kiai tersebut bisa membangun komunikasi dengan pengurus syuro di wilayahnya masing-masing untuk menggali informasi dan mendalami serta mengonfirmasi temuan awal atau informasi awal yang dihimpun oleh tim panel.

Ia menjelaskan dari laporan awal, terdapat perubahan prinsip di PKB. Jika dibandingkan saat pertama di PKB tahun 1998, dewan syuro saat itu pemegang supremasi kewenangan di struktur partai sebagaimana syuriah di NU yang mempunyai supremasi kewenangan di NU.

"Karena sejatinya PKB didirikan oleh PBNU dan tim yang dibentuk PBNU waktu itu dengan struktur mirip NU," kata dia.

Ia menambahkan, di NU ada syuriah di PKB ada dewan syuro. Di NU ada tanfidziyah dan di PKB ada dewan tanfidz.

Dewan syuro di PKB, kata dia itu khas tidak bisa dibandingkan dengan partai lain. Dewan syuro tidak seperti penasihat di partai lain. Dewan syuro bukan seperti dewan pertimbangan di partai lain.

"Dewan Syuro PKB itu seperti satu dari dua kamar di PWNU. Perannya sangat sentral. Kami dapat informasi posisi kedudukan dan kewenangan dewan syuro tidak lagi seperti dulu. Makanya kami perlu pendalaman sesuai penugasan yang diberikan kepada kami," kata dia.

Pihaknya juga belum bisa membuat kesimpulan serta langkah yang harus dilakukan oleh PBNU sebab menunggu hasil komunikasi dengan seluruh pihak.

Komunikasi dengan PKB

Dirinya menambahkan sebenarnya sudah mencoba komunikasi dengan PKB. Undangan diberikan ke Sekjend DPP PKB yang diberikan secara fisik serta soft copi juga diberikan lewat WhatsApp namun tidak hadir.

"Nanti pada saatnya kami buat kesimpulan dan rekomendasi sebagaimana diperintahkan PBNU kepada kami. Secara teknis itu masih kami dalami," kata dia.

Pertemuan itu digelar tertutup dan dihadiri para kiai sepuh. Mereka di antaranya adalah Ketua PWNU Jatim terpilih yang juga pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang K.H. Abdul Hakim Mahfudz atau Gus Kikin, dan pengasuh Pondok Pesantren Al Amien Ngasinan, Kota Kediri K.H. Anwar Iskandar.

Selain itu, Pengasuh Pesantren Lirboyo, Kota Kediri yang juga Rais Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur terpilih K.H. Anwar Manshur, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Keagamaan K.H. Ahmad Fahrurrozi (Gus Fahrur) dan kiai sepuh lainnya.

Infografis Panas Dingin Hubungan PBNU dengan PKB. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Panas Dingin Hubungan PBNU dengan PKB. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya