Revolusi Sepak Bola Jepang, Perjalanan Menuju Keunggulan di Asia

Transformasi yang dilakukan Jepang tidak sekadar tentang prestasi di lapangan, melainkan membangun sistem yang kokoh dan berkelanjutan.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 29 Nov 2024, 18:00 WIB
Diterbitkan 29 Nov 2024, 18:00 WIB
Foto: 25 Tahun Mengabdi Sebagai Pesepak Bola Profesional, Ini Dia Perjalanan Karier Shunsuke Nakamura
Foto kolase dari Legenda sepak bola Jepang Shunsuke Nakamura saat bersama Timnas Jepang (kiri) dan saat bersama klub yang membesarkan namanya, yaitu Glasgow Celtic. (AFP/Kazuhiro Nogi, Graham Stuart)

Liputan6.com, Yogyakarta - Sepak bola adalah cermin dari semangat dan strategi sebuah negara dalam mengembangkan potensi olahraga. Perjalanan Jepang menuju puncak sepak bola Asia merupakan kisah inspiratif tentang visi, kerja keras, dan perencanaan jangka panjang.

Transformasi yang dilakukan Jepang tidak sekadar tentang prestasi di lapangan, melainkan membangun sistem yang kokoh dan berkelanjutan. Mengutip dari berbagai sumber, berikut adalah delapan langkah revolusioner yang mengantarkan sepak bola Jepang menjadi kekuatan terdepan di kawasan Asia.

1. Tonggak Sejarah Awal

Tahun 1990 menjadi titik balik perjalanan sepakbola Jepang. Saat itu, pemain seperti Yasuhiko Okudera mulai bermain di luar negeri dan membuka wawasan baru bagi sepakbola Jepang.

2. Pembentukan Liga Profesional

Pada tahun 1991, Japan Professional Football League (J-League) resmi dibentuk dengan visi jangka panjang yang disebut 'Visi 100 tahun'. Tujuan utamanya adalah membangun ekosistem sepakbola yang kuat dan berkelanjutan.

3. Strategi Pengembangan LigaJ-League yang mulai bergulir pada tahun 1993 memiliki target ambisius membentuk 100 klub profesional hingga tahun 2092. Untuk meningkatkan minat penonton, Jepang mendatangkan pemain ternama seperti Zico dari Brasil dan Gary Lineker dari Inggris.

4. Program Pembinaan Usia Muda

Jepang secara sistematis mengembangkan program pembinaan untuk atlet muda. Investasi jangka panjang ini difokuskan pada pengembangan keterampilan dan potensi pemain sejak dini.

5. Strategi Naturalisasi Pemain

Seperti halnya Indonesia, Jepang juga pernah menerapkan kebijakan naturalisasi beberapa pemain. Di antaranya ialah Daniel Schmidt, Alessandro Dos Santos, Ruy Ramos, dan Wagner Lopes. Langkah ini dilakukan guna meningkatkan kualitas dan daya saing tim di kancah internasional.

 

Karier Internasional

6. Pengembangan Karier Internasional

Dari 28 pemain timnas Jepang saat ini, 23 di antaranya bermain di klub luar negeri. Contoh beberapa pemain yang berlaga di liga top Eropa yakni Wataru Endo, gelandang bertahan bermain di Liverpool.

Lalu Takefusa Kubo, penyerang sayap Real Sociedad yang memiliki kecepatan dan skill dribbling yang baik. Kubo merupakan hasil gemblengan akademi Real Madrid.

Takehiro Tomiyasu, bek Arsenal yang bisa bermain sebagai bek tengah, bahkan terkadang sebagai bek sayap. Hal ini menunjukkan peningkatan kualitas dan kepercayaan diri pemain Jepang untuk bersaing di kancah internasional.

7. Ekosistem Sepak Bola yang Komprehensif

Jepang membangun ekosistem sepak bola melalui tata kelola liga yang profesional, program pembinaan berkesinambungan, dan peningkatan minat penonton. Hasilnya, sepakbola Jepang kini menjadi yang terkuat di Asia.

8. Dampak Jangka Panjang

Revolusi sepak bola Jepang tidak sekadar tentang prestasi, tetapi juga tentang membangun sistem yang berkelanjutan. Pendekatan sistematis dan visioner menjadi kunci keberhasilan mereka.

Perjalanan sepak bola Jepang membuktikan bahwa kesuksesan membutuhkan perencanaan jangka panjang, investasi berkelanjutan, dan komitmen untuk terus berkembang.

 

Penulis: Ade Yofi Faidzun

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya