Liputan6.com, Sangihe - Tingkat aktivitas Gunung Awu turun dari Level III (Siaga) menjadi Level II (Waspada) sejak, Minggu (2/2/2025), pukul 06.00 Wita. Hal ini disampaikan Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Muhammad Wafid AN.
“Berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental hingga tanggal 31 Januari 2025, maka tingkat aktivitas Gunung Awu di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulut, diturunkan dari Level III (Siaga) menjadi Level II (Waspada) terhitung mulai tanggal 2 Februari 2025 pukul 06.00 Wita,” ungkap Muhammad Wafid AN.
Dia mengatakan, sehubungan dengan tingkat aktivitas Gunung Awu pada Level II (Waspada), maka direkomendasikan pada masyarakat dan pengunjung/wisatawan agar tidak memasuki dan tidak beraktivitas di dalam wilayah radius 3 km dari pusat kawah Gunung Awu.
Advertisement
“Masyarakat agar mematuhi rekomendasi yang dikeluarkan oleh Badan Geologi melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, serta tidak terpancing oleh berita-berita yang tidak benar dan tidak bertanggung jawab mengenai aktivitas Gunung Awu,” ujarnya.
Muhammad Wafid AN memaparkan, tingkat aktivitas Gunung Awu akan dievaluasi kembali secara berkala atau jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan. Tingkat aktivitas dan rekomendasi Gunung Awu ini tetap berlaku selama surat atau laporan evaluasi berikutnya belum diterbitkan.
Secara geografis, Gunung Awu terletak pada posisi koordinat 3.6828460o LU dan 125.455980o BT dengan ketinggian puncak berada 1320 mdpl. Secara administratif, Gunung Awu berada di Pulau Sangihe yang termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe, Provinsi Sulut.
“Pada 16 April 2024, tingkat aktivitas Gunung Awu dinaikan dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga) karena adanya peningkatan aktivitas gempa Vulkanik Dangkal dan gempa Vulkanik Dalam,” ujarnya.
Perkembangan terakhir aktivitas Gunung Awu hingga tanggal 31 Januari 2025 adalah pengamatan visual saat ini menunjukkan aktivitas di permukaan masih berupa embusan asap kawah dengan tinggi sekitar 10 – 200 meter (dominan 20 meter) di atas puncak. Kondisi ini tidak mengalami perubahan yang signifikan sejak bulan Juli 2024 yang mengindikasikan aktivitas hembusan asap kawah masih berfluktuasi dan tidak terjadi peningkatan secara menerus dan signifikan.
“Rentetan gempa-vulkanik dalam dan dangkal masih terjadi namun dengan jumlah kejadian yang cenderung berkurang,” ujarnya.
Potensi bahaya Gunung Awu yang mungkin terjadi berupa erupsi freatik maupun magmatik yang dapat menghasilkan lontaran material pijar dan aliran piroklastik. Potensi terjadi swarm gempa vulkanik ataupun pembongkaran kubah lava dapat terjadi jika tekanan di dalam sistem magmatik mengalami peningkatan tiba-tiba dan signifikan.
“Potensi bahaya lain berupa emisi gas gunung api yang dapat membahayakan jiwa jika konsentrasi yang terhirup melebihi nilai ambang batas aman,” ujarnya.
Baca Juga