Lampung Jadi Rumah Terbesar bagi Badak di Dunia

Hingga kini, SRS telah berhasil melahirkan lima ekor anak badak, sehingga total populasi badak Sumatera yang dikelola di fasilitas tersebut mencapai sepuluh ekor.

oleh Ardi Munthe Diperbarui 21 Feb 2025, 13:00 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2025, 13:00 WIB
Badak Sumatera yang lahir di SRS, Lampung.  Foto : (Liputan6.com/Ardi).
Badak Sumatera yang lahir di SRS, Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Lampung. Foto : (Liputan6.com/Ardi).... Selengkapnya

Liputan6.com, Lampung - Lampung menjadi rumah bagi populasi badak Sumatera terbesar di dunia. Koordinator Medis dan Keeper Suaka Rhino Sumatera (SRS) Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Dedy Surya Pahlawan, menjelaskan bahwa di SRS, badak dirawat dalam fasilitas semi-alami yang memungkinkan mereka mengekspresikan perilaku alaminya. 

Dengan metode ini, badak dapat berkembang biak secara alami dan menghasilkan keturunan.

"Saat ini, satu-satunya populasi badak Sumatera yang ada di Indonesia berada di SRS Way Kambas. Sementara itu, di Kalimantan hanya tersisa satu ekor badak Sumatera," ujar Dedy, Selasa (18/2/2025).

Pembangunan SRS berawal dari pengalaman pada tahun 1980–1990-an, ketika pemerintah Indonesia mengirim badak Sumatera ke kebun binatang dalam dan luar negeri untuk mempelajari kebutuhan biologis serta meningkatkan peluang perkembangbiakan.

Namun, upaya tersebut kurang berhasil. Oleh karena itu, pada tahun 1995, SRS didirikan untuk mengembalikan badak ke habitatnya di Indonesia dan dikembangbiakkan dengan metode semi-alami.

10 Badak Sumatera Berhasil Dikembangkanbiakan di SRS

Koordinator Medis dan Keeper Suaka Rhino Sumatera (SRS), Dedy Surya Pahlawan. Foto : (Liputan6.com/Ardi).
Koordinator Medis dan Keeper Suaka Rhino Sumatera (SRS), Dedy Surya Pahlawan. Foto : (Liputan6.com/Ardi).... Selengkapnya

Hingga kini, SRS telah berhasil melahirkan lima ekor anak badak, sehingga total populasi badak Sumatera yang dikelola di fasilitas tersebut mencapai sepuluh ekor.

Ke depan, SRS berencana terus mengupayakan perkembangbiakan badak, baik secara alami maupun dengan bantuan teknologi.

Meski demikian, tantangan terbesar saat ini adalah keterbatasan kandang yang telah penuh untuk menampung sepuluh ekor badak.

"Kami akan terus menjalankan program konservasi dan berharap dapat menghasilkan lebih banyak keturunan di masa depan," tutup Dedy.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya