Makna Mimpi tentang Seseorang yang Disukai dalam Perspektif Islam

Mimpi tentang seseorang yang disukai seringkali menimbulkan rasa penasaran dan keinginan untuk mengetahui makna di baliknya. Dalam perspektif Islam, mimpi tidak dianggap sebagai hal yang sepele.

oleh Switzy Sabandar Diperbarui 27 Feb 2025, 21:00 WIB
Diterbitkan 27 Feb 2025, 21:00 WIB
Mimpi
Ilustrasi Mendapat Mimpi Credit: pexels.com/pixabay... Selengkapnya

Liputan6.com, Yogyakarta - Mimpi seringkali dianggap sebagai fenomena yang menyimpan pesan tersembunyi. Dalam Islam, mimpi tidak hanya dipandang sebagai bunga tidur, tetapi juga bisa menjadi sarana komunikasi spiritual.

Salah satu mimpi yang kerap menimbulkan pertanyaan adalah mimpi tentang seseorang yang disukai. Menurut para ulama dan ahli tafsir mimpi Islam, mimpi semacam ini bisa memiliki makna tersendiri, baik sebagai kabar gembira, peringatan, maupun petunjuk tentang hubungan di dunia nyata.

Mimpi tentang seseorang yang disukai seringkali menimbulkan rasa penasaran dan keinginan untuk mengetahui makna di baliknya. Dalam perspektif Islam, mimpi tidak dianggap sebagai hal yang sepele.

Beberapa ulama dan ahli tafsir mimpi, seperti Ibnu Hajar dan al-Hakim, menjelaskan bahwa mimpi bisa menjadi salah satu cara Allah SWT menyampaikan pesan kepada hamba-Nya. Mimpi tentang seseorang yang disukai, menurut penjelasan mereka, bisa memiliki berbagai makna tergantung pada konteks dan kondisi orang yang mengalaminya.

Menurut Mahmud Asy Syafrowi dalam bukunya Tafsir Mimpi Islami, mimpi tentang seseorang yang disukai bisa diartikan sebagai bentuk ikatan batin antara dua orang. Ikatan ini tidak hanya bersifat duniawi, tetapi juga bisa memiliki dimensi spiritual yang lebih dalam.

Mimpi semacam ini seringkali dianggap sebagai tanda bahwa orang tersebut memiliki peran penting dalam hidup, baik di masa sekarang maupun di masa depan. Hubungan dengan orang yang dimimpikan akan berjalan harmonis dan penuh kedekatan.

Dalam Islam, mimpi diyakini bisa berasal dari tiga sumber. Bisa dari Allah SWT, dari setan, atau dari pikiran bawah sadar manusia.

Mimpi yang berasal dari Allah SWT, atau dikenal sebagai ru’ya shalihah, dianggap sebagai mimpi yang benar dan mengandung pesan positif. Mimpi tentang seseorang yang disukai, jika termasuk dalam kategori ini, bisa diartikan sebagai kabar gembira atau petunjuk tentang hubungan yang baik dengan orang tersebut.

Proses terjadinya mimpi dalam Islam juga dijelaskan secara rinci. Menurut Ibnu Hajar dan al-Hakim, Allah SWT telah menugaskan malaikat untuk mengurusi persoalan mimpi.

Malaikat ini mengambil gambaran dari Lauh Mahfudz, sebuah kitab yang mencatat segala kejadian di alam semesta, lalu menyusunnya menjadi mimpi dengan perumpamaan yang sesuai dengan kisah hidup manusia. Mimpi ini bisa berfungsi sebagai kabar gembira, peringatan, atau teguran, tergantung pada kondisi dan kebutuhan orang yang mengalaminya.

Mimpi tentang seseorang yang disukai juga bisa diartikan sebagai bentuk perhatian Allah SWT terhadap hubungan antar manusia. Dalam Islam, hubungan antar individu, terutama yang didasari oleh rasa suka atau cinta, dianggap sebagai anugerah yang harus dijaga dengan baik.

Mimpi semacam ini bisa menjadi pengingat untuk memperkuat ikatan tersebut, baik melalui komunikasi yang baik, saling menghargai, atau menjaga keharmonisan. Selain itu, mimpi tentang seseorang yang disukai juga bisa menjadi refleksi dari perasaan yang tersimpan di dalam hati.

Dalam Islam, hati dianggap sebagai pusat emosi dan spiritualitas. Mimpi bisa menjadi cara bagi hati untuk mengungkapkan perasaan yang selama ini terpendam, baik itu rasa rindu, sayang, atau harapan terhadap seseorang.

Penulis: Ade Yofi Faidzun

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya