Mengenal Sidang Adat Tenggeyamo di Gorontalo, untuk Tetapkan 1 Ramadan

Sidang adat Tenggeyamo dihadiri oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Gorontalo, jajaran pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), serta para tokoh agama.

oleh Arfandi Ibrahim Diperbarui 02 Mar 2025, 05:30 WIB
Diterbitkan 02 Mar 2025, 05:30 WIB
Para tokoh agama saat melakukan tenggeyamo penentuan satu ramadan (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)
Para tokoh agama saat melakukan tenggeyamo penentuan satu ramadan (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)... Selengkapnya

Liputan6.com, Gorontalo - Pemerintah Provinsi Gorontalo menggelar tradisi sidang adat Tenggeyamo sebagai bentuk pemberitahuan resmi kepada umat Muslim terkait penetapan 1 Ramadan 1446 Hijriah. Prosesi sakral ini berlangsung di Rumah Jabatan Gubernur Gorontalo pada Jumat (28/2/2025) dan dipimpin oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Gorontalo, Sofian Ibrahim.

Berdasarkan pengumuman resmi Kementerian Agama RI, hilal di seluruh wilayah Indonesia teramati dengan ketinggian antara 3 derajat 5,91 menit hingga 4 derajat 40,96 menit, serta sudut elongasi antara 4 derajat 47,3 menit hingga 6 derajat 24,14 menit. Dengan demikian, 1 Ramadan 1446 H ditetapkan jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025.

Dalam sambutannya, Sekda Gorontalo Sofian Ibrahim menegaskan bahwa peran pemerintah sangat penting dalam memastikan kepastian awal Ramadan bagi masyarakat. Menurutnya, masyarakat membutuhkan acuan resmi dari lembaga yang kredibel.

"Pemerintah memiliki peran strategis dalam penetapan 1 Ramadan. Melalui rapat isbat, kami memberikan pedoman bagi masyarakat agar memiliki kepastian dalam menjalankan ibadah puasa," ujar Sofian Ibrahim.

Sidang adat Tenggeyamo kali ini terasa unik karena seluruh kepala daerah dan wakilnya tengah mengikuti agenda retret di Magelang. Meski demikian, Sofian mengajak masyarakat untuk terus melestarikan tradisi ini sebagai warisan budaya Gorontalo.

 

 

Simak Video Pilihan Ini:

Filosofi Tenggeyamo

Sidang adat Tenggeyamo dihadiri oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Gorontalo, jajaran pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), serta para tokoh agama. Setelah pengumuman hasil rapat isbat, seluruh hadirin melaksanakan salat Tarawih berjamaah di Rumah Jabatan Gubernur Gorontalo.

Tenggeyamo merupakan tradisi khas Gorontalo yang dilakukan dengan tata cara khusus dan penuh makna. Para tokoh agama dan ahli falak berkumpul di tempat yang telah ditentukan, biasanya di rumah dinas kepala daerah seperti gubernur, bupati, atau wali kota. Prosesi ini diawali dengan doa bersama setelah salat Magrib, sebelum memasuki sesi pembahasan dan penetapan awal Ramadan.

Tradisi Tenggeyamo memiliki makna mendalam bagi masyarakat Gorontalo. Selain sebagai sarana penetapan awal puasa, tradisi ini juga menjadi momen refleksi spiritual.

"Tenggeyamo bukan hanya sekadar menentukan awal Ramadan, tetapi juga kesempatan bagi kita untuk merenung dan mendekatkan diri kepada Allah SWT," ujar Abdul Muthalib, salah satu tokoh agama di Gorontalo.

Selain aspek religius, Tenggeyamo juga mencerminkan kearifan lokal dalam memanfaatkan ilmu astronomi. Masyarakat Gorontalo menunjukkan bahwa pengetahuan tentang pergerakan bintang dan bulan bukan hanya ranah ilmuwan, tetapi juga bagian dari kehidupan spiritual mereka.

Dengan pelestarian tradisi ini, diharapkan generasi mendatang tetap menghormati dan menjaga kearifan lokal yang telah diwariskan turun-temurun.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya