Krakatau Steel Incar Pertumbuhan Produksi 7 Juta Ton

Manajemen PT Krakatau Steel Tbk akan mengoptimalkan kinerja anak usahanya mengantisipasi fluktuasi harga baja dan rupiah.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 27 Mar 2014, 17:49 WIB
Diterbitkan 27 Mar 2014, 17:49 WIB
Kinerja Buruk, Krakatau Steel Tak Bagi Dividen
PT Krakatau Steel Tbk tidak membagikan dividen tahun buku 2013 lantaran perseroan mengalami rugi bersih sebesar US$ 13,98 juta.

Liputan6.com, Jakarta - Manajemen PT Krakatau Steel Tbk berencana meningkatkan kapasitas produksi baja menjadi 7,15 juta ton pada 2018, atau tumbuh 127% dari 3,15 juta ton. Produksi baja ini berasal induk perusahaan dan perusahaan patungan.

Selain itu, perseroan juga akan menambah kapasitas produksi yang bernilai tambah. Salah satunya dengan menambah fasilitas hilir.

"Perseroan akan menambah fasilitas hilir sehingga terjadi penambahan kapasitas produksi produk  bernilai tambah khususnya untuk sektor otomotif dan pipa gas sebesar 300 persen. Dari 200 ribu menjadi 860 ribu per tahun," ujar Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk, Irvan K. Hakim, Kamis (27/3/2014).

PT Krakatau Steel Tbk tidak hanya mengandalkan sektor baja ke depan. Irvan menambahkan, pihaknya akan mendorong kinerja anak usahanya untuk mendukung kinerja keuangan perseroan apa bila terjadi fluktuasi harga baja dan rupiah.

Perusahaan pelat merah ini akan mengoptimalkan aset-aset anak perusahaan mencakup bidang properti dan infrastruktur seperti pelabuhan, pelabuhan dan distribusi air.

Hal tersebut salah satunya dilakukan oleh anak perusahaan PT Krakatau Bandar Samudera. Anak usaha PT Krakatau Steel Tbk ini telah meresmikan fasilitas pelabuhan dengan membangun dermaga 3,5 dan 6. Dermaga tersebut meningkatkan kapasitas bongkar muat muat menjadi 25 juta ton setahun.

Irvan menuturkan, meskipun pendapatan dari aset non baja ini presentasinya di bawah dari produksi baja, secara nominal nilainya sangat signifikan.

"Dengan reposisi ini, perseroan di masa datang akan jauh lebih tegar dan kuat dalam menghadapi fluktuasi harga baja dunia serta fluktuasi nilai tukar rupiah," ujar Irvan.

Selain itu, perseroan juga akan meningkatkan kapasitas produksi air industri menjadi 2.000 liter per detik sehingga kemampuan waduk penampungan untuk air industri juga naik menjadi 5 juta meter kubik. Langkah ini akan dilakukan perseroan melalui PT Krakatau Tirta Industri.

Pada perdagangan saham Kamis (27/3/2104), saham KRAS turun 0,95% ke level Rp 520 per saham dengan nilai transaksi Rp 610,9 juta.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya