Liputan6.com, Jakarta - Manajemen Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai mempertanyakan pemegang saham pengendali dan rencana emiten untuk menambah saham ke publik. Langkah itu dilakukan agar emiten tetap tercatat di bursa dan sahamnya menjadi lebih likuid.
Sejak pekan lalu, dalam keterbukaan informasi BEI, sejumlah emiten telah menyampaikan jumlah pemegang saham pengendali dan rencana aksi korporasi perseroan untuk menambah saham ke publik.
Otoritas bursa telah merilis keputusan direksi BEI Nomor Kep-00001/BEI/01-2014 pada 20 Januari 2014 perihal perubahan peraturan Nomor I-A tentang pencatatan saham dan efek bersifat ekuitas selain saham yang diterbitkan oleh perusahaan tercatat. Minimal free float atau jumlah saham yang beredar di publik minimal 7,5 persen.
Advertisement
Sejumlah emiten sedang mengkaji untuk menambah saham ke publik. Langkah dilakukan seperti melakukan pendekatan kepada pemegang saham pengendali untuk mengalihkan saham yang dimilikinya. Selain itu, ada juga emiten melaksanakan pemecahan nilai nominal saham. Namun ada juga emiten yang belum dapat mempublikasikan langkahnya untuk menambah saham ke publik.
Sekretaris Perusahaan PT Sinarmas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR), Jimmy Pramono menuturkan, perseroan sedang merencanakan langkah-langkah untuk menambah jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham dengan target pemenuhan pada akhir 2015.
Akan tetapi, aksi korporasi yang sedang dalam perencanaan, perseroan belum dapat mempublikasikan langkah pemenuhan untuk tambah saham ke publik.
PT Smart Tbk (SMAR) memiliki pemegang saham sebanyak 647 pihak per 31 Juli 2014. Sedangkan pemegang saham pengendalinya PT Purimas Sasminta memiliki sebanyak 2,79 miliar saham atau sekitar 97,2 persen. Dengan kondisi itu, perseroan belum dapat memenuhi peraturan Nomor I-A tentang pencatatan saham.
PT Pool Advista Indonesia Tbk (POOL) telah melaksanakan pemecahan nilai nominal saham (stock split) pada 2011. Saat ini, perseroan berupaya untuk melakukan pendekatan dengan pemegang saham pengendali perseroan untuk mempertimbangkan pelaksanaan pengalihan saham yang dimilikinya kepada publik.
Jumlah pemegang saham perseroan sebanyak 148 pihak. Pemegang saham pengendali perseroan adalah PT Titanusa Setiyoso yang memiliki 184,58 juta saham atau setara 82,04 persen saham POOL.
Langkah stock split ini juga akan diikuti oleh PT Akbar Indo Makmur Stimec Tbk (AIMS). Pemegang saham perseroan sebanyak 245 pihak. Sementara itu, pemegang saham utama perseroan yaitu PT Duta Investasi Nusantara memiliki 84,32 persen atau sekitar 92,75 juta saham.
Sekretaris Perusahaan PT Akbar Indo Makmur Stimec Tbk, Aka Permata menuturkan, pihaknya akan melakukan pemecahan nilai nominal saham untuk menambah saham ke publik.
"Untuk saat ini langkah-langkah tersebut masih tahap pembicaraan di manajemen. Rencananya dilaksanakan dalam waktu secepatnya," kata Aka.
Pengamat pasar modal, Reza Priyambada mengatakan, langkah BEI mendorong emiten untuk menambah saham ke publik seharusnya dapat direspons positif. Akan tetapi, hal itu bergantung dari cara BEI untuk membujuk manajemen emiten. Dengan menambah saham ke publik dapat meningkatkan likuiditas saham.
"Ini balik lagi bagaimana cara BEI memikat emiten untuk mau menambah outstanding sahamnya. Memberitahu manfaat tambah saham beredar di publik," kata Reza, saat dihubungi Liputan6.com. (Ahm/)
Â
 *Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!