Market Watch:Ekonomi Melambat, Saham Unilever Mampu Menguat?

Pemerintah akan dongkrak harga BBM bersubsidi, dan berpengaruh ke kinerja emiten termasuk Unilever Indonesia. Lalu apa rekomendasi sahamnya?

oleh Agustina Melani diperbarui 05 Nov 2014, 14:28 WIB
Diterbitkan 05 Nov 2014, 14:28 WIB
Ihsg
(Liputan6.com/Miftahul Hayat)

Liputan6.com, Jakarta - Saham Unilever Indonesia mampu memberi imbal hasil menarik sepanjang 2014. Hal ini di tengah nilai tukar rupiah melemah dan persaingan semakin ketat yang cukup mempengaruhi kinerja Unilever.

Berdasarkan data RTI, saham Unilever naik 16,92 persen menjadi Rp 30.400 per saham. Harga saham Unilever pernah mencatat level tertinggi Rp 33.000 dan terendah Rp 25.800 pada 2014.

Sementara itu, kinerja perseroan cenderung stagnan. Laba bersih perseroan pun mencapai Rp 4,04 triliun hingga kuartal III 2014. Ini tidak beda jauh dari periode sama tahun 2013 sebesar Rp 4,09 triliun. Pendapatan tumbuh 13 persen menjadi Rp 26 triliun.

Lalu melihat kinerja itu di tengah sentimen harga BBM Bersubsidi bakal naik dan nilai tukar rupiah berada di kisaran Rp 12 ribu terhadap dolar, apakah saham Unilever masih menarik? Lalu bagaimana dengan rekomendasi dan target harga sahamnya? Berikut wawancara Liputan6.com dengan Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya