Selama 5 Bulan, Kinerja Indeks Saham China Tumbuh 100%

Pertumbuhan kinerja indeks saham China mencapai 100 persen dalam lima bulan berbeda dengan pertumbuhan ekonomi China yang melambat.

oleh Agustina Melani diperbarui 27 Mei 2015, 16:10 WIB
Diterbitkan 27 Mei 2015, 16:10 WIB
Bursa Saham Asia
(Foto: Reuters)

Liputan6.com, Shanghai - Bursa saham China mampu bergerak perkasa pada 2015. Salah satunya ditunjukkan dari pertumbuhan kinerja bursa saham Shenzhen yang tumbuh lebih dari 100 persen dalam lima bulan.

Pertumbuhan kinerja indeks saham di atas 100 persen itu setelah bursa saham Shenzhen menguat 3,6 persen pada perdagangan saham Selasa 26 Mei 2015. Hal itu membuat bursa saham China salah satu bursa saham terbaik di dunia.

Tak hanya bursa saham Shenzhen, bursa saham Shanghai dan Hong Kong juga melonjak. Secara year to date/dari awal tahun hingga perdagangan saham kemarin, bursa saham  mencatatkan kenaikan masing-masing 52 persen dan 20 persen.

Bursa saham Shanghai dan Hong Kong didominasi oleh saham-saham unggulan terutama perusahaan milik negara. Sedangkan Shenzhen berisi saham-saham teknologi lebih kecil, media, dan perusahaan telekomunikasi.

Pertumbuhan kinerja bursa saham tersebut mendorong aliran dana investor untuk masuk ke bursa saham China. Demikian mengutip dari laman CNN Money, Rabu (27/5/2015)

Sebelumnya, China mengumumkan rencana kalau penjualan reksa dana Hong Kong dapat dijual di China daratan. Ekonom Macquarie China, Larry Hu mengatakan, penjualan reksa dana itu dapat memungkinkan investor asing masuk ke sektor barang konsumsi China yang berkembang pesat.

Program tersebut memiliki skema sama yang diluncurkan pada tahun lalu antara Hong Kong dan Shanghai. Program tersebut memberikan pilihan lebih banyak kepada investor untuk berinvestasi di China.

Hal itu juga mendapat sambutan positif dari investor. BNP Paribas memperkirakan ada sekitar 170 ribu pembukaan rekening untuk perdagangan saham setiap hari di China. Jumlah itu lebih 10 kali dari tahun lalu.

Lonjakan bursa saham China ini di tengah pertumbuhan ekonomi  melambat. Produk Domestik Bruto (PDB) China sekitar 7 persen pada kuartal I 2015. Pertumbuhan itu terburuk sejak krisis keuangan.

Investor tetap optimistis kalau pemerintah China akan bertindak untuk menyelamatkan perekonomian. Bank sentral China telah mengambil sejumlah langkah untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi antara lain penurunan suku bunga, menurunkan jumlah kas bank. Tak hanya itu, para ekonom juga memperkirakan pemerintah akan melonggarkan kebijakan moneter dalam beberapa bulan mendatang.

"Pertumbuhan ekonomi China cenderung muram pada kuartal pertama I 2015. Hal ini kemungkinan berlanjut pada kuartal kedua," ujar Ekonom Macquarie Hu. (Ahm/)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya