Gerak Rupiah Tekan Laju IHSG

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih mempengaruhi laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Selasa pekan ini.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 29 Sep 2015, 06:20 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2015, 06:20 WIB
Ilustrasi IHSG 2
Ilustrasi IHSG

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemungkinan melanjutkan pelemahan pada perdagangan saham Selasa pekan ini. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menjadi faktor utama penekan indeks saham.

Analis LBP Enterprise, Lucky Bayu Purnomo mengatakan, kondisi rupiah sedang berusaha menembus level psikologis 15.000. "Kinerja mata uang rupiah ke depan, kalau lihat Jumat kemarin 14.920 artinya kurang 80 poin ke 15.000," kata dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Selasa (29/9/2015).

Penyebabnya, lanjut Lucky karena pernyataan dari pimpinan bank sentral AS Janet Yallen yang masih berencana menaikkan suku bunga acuan pada tahun ini. Alhasil, pasar pun semakin menjadi fluktuatif.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah bergerak di kisaran 14.661-14.787 per dolar AS pada Senin 28 September 2015. Rupiah sempat dibuka naik 28 poin menjadi 14.665 per dolar AS di awal pekan dari penutupan perdagangan Jumat 25 September 2015 di kisaran 14.693. Nilai tukar rupiah pun ditutup menguat ke level 14.674 per dolar AS.

"Padahal tinggal dua bulan tidak begitu aktif, ada Natal dan Tahun Baru mereka menghindari pasar," tambah Lucky.

Sejalan dengan itu, setelah gagal mempertahankan level 4.200 maka sasaran target selanjutnya IHSG menuju level 4.000."Data bursa global cukup negatif Dow Jones menguat Nasdaq, S&P melemah. Pasar memberikan sinyal negatif," tutur Lucky.

Pada hari ini, dia memperkirakan IHSG akan bergerak pada level support 4.100 dan resistance 4.150.

Senada, dalam riset PT Sinarmas Sekuritas menyebutkan IHSG cenderung melemah pada Selasa pekan ini. IHSG berada pada level support 4.072 kemudian resistance pada level 4.147.

"Dari AS akan merilis data  pending home sales yang diperkirakan ke level 0,31 persen  MoM dari sebelumnya dilevel 0,4 persen MoM," tulis riset tersebut.

Analis PT Reliance Securitie Lanjar Nafi mengatakan saat ini sudah mulai memasuki area jenuh jual dengan momentumnya sudah terlihat cukup murah. IHSG masih akan terkonsolidasi dengan melemah tertahan di kisaran 4.080-4.175.

Dalam riset PT Sinarmas Sekuritas merekomendasikan PT Malindo Feemil Tbk (MAIN), PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP).

Pada penutupan perdagangan saham, Senin 28 September 2015, IHSG merosot 88,93 poin (2,11 persen) ke level 4.120,50. Indeks saham LQ45 turun 2,73 persen. Seluruh indeks saham acuan kompak melemah. (Amd/Ahm)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya