Liputan6.com, Tokyo - Saham-saham di kawasan Asia Pasifik (bursa Asia) mampu menguat pada pembukaan perdagangan Kamis (1/10/2015). Penguatan bursa Asia ini mengikuti kenaikan yang terjadi pada bursa Amerika Serikat (AS).
Mengutip Bloomberg, Indeks MSCI Asia Pasifik naik 0,2 persen menjadi 124,09 pada pukul 09.01 waktu Tokyo Jepang. Indeks patokan Asia Pasifik ini telah merosot 15 persen sepanjang kuartal III 2015 kemarin. Hal yang sama juga terjadi dengan indeks S&P 500 di AS yang naik 1,9 persen pada penutupan Rabu kemarin setelah turun 6,9 persen pada tiga bulan terakhir.
Indeks Topix Jepang naik 0,7 persen. Indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,2 persen dan Indeks NZX 50 Selandia Baru turun 0,3 persen. Sama seperti Selandia Baru, Indeks Kospi Korea Selatan turun 0,2 persen.
Setidaknya US$ 11 triliun dana keluar dari pasar modal karena pelaku pasar melakukan aksi jual pada tiga bulan terakhir di bursa seluruh dunia. Penyebabnya adalah penurunan ekonomi China dan juga ketidakpastikan rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral AS (The Fed).
"Anda tidak perlu heran jika pada Oktober ini pergerakan bursa saham bakal bergejolak, sama seperti pada September kemarin," tutur Fund Manager Platypus Asset Management Ltd, Sydney, Australia, Don Williams.
Ia melanjutkan, saat ini sulit untuk memperkirakan gerak saham-saham karena perubahan sentimen yang begitu cepat. Selain itu, ia juga memperkirakan laporan kinerja kuartalan akan mempengaruhi pergerakan indeks selama Oktober ini.
Di Oktober ini, Sebagian besar emiten akan mengeluarkan laporan kinerja kuartal III 2015 yang diperkirakan tak begitu baik karena sebagian besar industri sedang mengalami masa-masa sulit.
Pada perdagangan hari ini, pergerakan bursa Asia akan banyak didorong oleh sentimen dari China. Pada hari ini Biro Statistik China akan mengeluarkan laporan indeks manufaktur untuk periode September kemarin.
Para analis memperkirakan indeks manufaktur akan berada di level 49,7, tidak berubah jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Para ekonom yang disurvei oleh Bloomberg memperkirakan indeks manufaktur China akan terkontraksi dengan level di bawah 50.
Di Wall Street, indeks acuan mampu ditutup menguat setelah sebelumnya mengalami tekanan yang cukup dalam pada perdagangan Rabu (30/9/2015). Indeks Dow Jones Industrial Averange menguat 235,57 poin atau 1,47 persen ke level 16.284,7. Indeks S&P 500 naik 35,94 poin atau 1,91 persen ke angka 1.920,03 dan Nasdaq Composite menguat 102,84 atau 2,28 persen ke 4.620,17.
Untuk kinerja kuartalan atau sepanjang kuartal III 2015, Dow Jones turun 7,6 persen. S&P 500 melemah 6,9 persen dan Nasdaq melemah 7,4 persen. Sedangkan khusus September 2015, Dow Jones melemah 1,5 persen. S&P 500 turun 2,6 persen dan Nasdaq kehilangan 3,3 persen. (Gdn/Zul)
Bursa Asia Mampu Menguat Mengekor Wall Street
Indeks MSCI Asia Pasifik naik 0,2 persen menjadi 124,09 pada pukul 09.01 waktu Tokyo Jepang.
diperbarui 01 Okt 2015, 08:34 WIBDiterbitkan 01 Okt 2015, 08:34 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Hasil dan Posisi Klasemen Babak Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia
Keistimewaan HMAS Adelaide, Kapal Australia Pembawa 1.000 Orang yang Bersandar di Indonesia
Klasemen Kualifikasi Piala Dunia 2026 usai Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Garuda Jaga Peluang Lolos
Hasil Kualifikasi Piala Dunia 2026: Kemenangan Gemilang Timnas Indonesia atas Arab Saudi dengan Skor 2-0
Hasil Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Dapat Kartu Merah, 10 Pemain Garuda Petik Kemenangan Perdana
Gol Marselino Ferdinan Bikin Timnas Indonesia Unggul di Babak Pertama
PDIP: Mau Ada 1.000 Effendi Simbolon di Kubu RK-Suswono, yang Menang Pramono-Rano
Analis: Penerbitan Obligasi Hijau BNI Bisa Jadi Acuan Perbankan
Cara Cek Kepemilikan Kendaraan Melalui KTP: Panduan Lengkap
Belajar dari Costco, Jeff Bezos Ubah Strategi Ciptakan Perusahaan Senilai Rp 31.637 Triliun
Makin Banyak Perempuan Indonesia Tak Ingin Punya Anak, Ini Plus Minus Childfree Bagi Kesehatan
Psikopat Adalah Penyakit Mental: Ciri, Penyebab, dan Pengobatannya