Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan alami koreksi di awal pekan ini lantaran bursa saham global mengalami tekanan pada pekan lalu.
Analis PT Investa Saran Mandiri, Hans Kwee menuturkan IHSG berpotensi koreksi pada perdagangan saham Senin pekan ini. Bursa saham Amerika Serikat (AS) dan Eropa melemah pada pekan lalu dinilai akan berimbas ke IHSG.
Hans menuturkan, pelemahan bursa saham AS melemah itu terjadi karena data ritel penjualan kurang baik ditambah rencana kenaikan suku bunga bank sentral AS masih membayangi pelaku pasar.
Advertisement
"Faktor-faktor itu yang akan buat IHSG tertekan, dan juga karena IHSG telah menguat dalam tiga hari jadi ada tekanan dulu ke IHSG," kata Hans, saat dihubungi Liputan6.com, seperti ditulis Senin (16/11/2015).
Ia menambahkan, sentimen internal yang akan pengaruhi IHSG juga dari rilis data neraca perdagangan yang diumumkan awal pekan ini. IHSG diprediksi bergerak di level support 4.400-4.425 dan resistance 4.518-4.555.
Baca Juga
Sementara itu, Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya mengatakan IHSG terus menguji level support 4.441. Kondisi pergerakan IHSG dinilai belum lepas dari fase konsolidasi yang masih diwarnai oleh aliran dana investor asing keluar dari bursa saham.
"Hal ini menjadi salah satu faktor pemberat untuk kemajuan kenaikan IHSG. Target resistance IHSG 4.558 perlu digapai untuk mempertahankan pola kenaikan jangka pendek dari IHSG. Jika gagal bertahan maka IHSG akan berpotensi untuk menguji level support," jelas William.
Untuk rekomendasi saham di awal pekan ini, William memilih saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) untuk dicermati pelaku pasar.
Sedangkan Hans menuturkan akumulasi saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).
Pada penutupan perdagangan saham Jumat 13 November 2015, IHSG ditutup naik 10,61 poin atau 0,23 persen ke level 4.472,83. Investor asing mencatatkan aksi jual sekitar Rp 76,8 miliar. Total penjualan investor asing mencapai Rp 19,51 miliar pada 2015. (Ahm/Igw)