Bursa Saham Asia Positif Tersengat Wall Street

Penguatan bursa saham global pada akhir pekan lalu mendorong bursa saham Asia naik di awal pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 14 Mar 2016, 08:35 WIB
Diterbitkan 14 Mar 2016, 08:35 WIB
20150710-Pasar Saham Nikkei-Jepang1
Orang tercermin dalam papan yang menampilkan rata-rata Nikkei di Tokyo, Jepang, Jumat, (10/7/ 2015). Nikkei adalah indeks pasar saham untuk Bursa Saham Tokyo. (REUTERS/Thomas Peter)

Liputan6.com, Tokyo - Bursa saham Asia bergerak menguat di awal pekan ini didorong bursa saham Amerika Serikat (AS) positif pada akhir pekan lalu. Sementara itu, pelaku pasar juga berharap terhadap data ekonomi China mingguan dan harga minyak.

Indeks saham MSCI di luar Asia Pasifik naik 0,4 persen. Indeks saham Jepang Topix menguat 1,3 persen. Diikuti indeks saham Korea Selatan Kospi mendaki 0,1 persen. Indeks saham Australia menanjak 0,8 persen. Indeks saham Selandia Baru 50 menguat 0,9 persen.

Sejumlah sentimen mempengaruhi laju bursa saham Asia. Bank sentral Jepang akan mulai melakukan pertemuan pada Senin pekan ini. Berdasarkan sumber Reuters, ada pun kebijakan yang ditetapkan untuk dibahas seperti membebaskan US$ 90 miliar untuk dana jangka pendek dan pemberlakuan tingkat suku bunga negatif.

Bank sentral Jepang diperkirakan tetap pada kebijakannya setelah mengadopsi suku bunga negatif pada pertemuan akhir Januari. Selain itu, bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve dan Bank of England juga akan melakukan pertemuan pada akhir pekan ini.

 

Pada akhir pekan lalu, China juga merilis sejumlah data yang terus menunjukkan pelemahan. Hasil produksi manufaktur pada Januari dan Februari cenderung melambat sejak 2008.

Sementara itu, penjualan ritel naik meski paling lambat sejak Mei 2015. Akan tetapi, pendorong ekonomi yaitu investasi aset tetap naik 10,2 persen dalam dua bulan pertama dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya.

"Data China keluar pada akhir pekan menunjukkan pelemahan di semua lina. Akan tetapi jelas bahwa pengeluaran pemerintah dan pemulihan di pasar properti membantu pertumbuhan. China terlihat kembali ke investasi dan pola pertumbuhan yang riil. Agak bertentangan dengan klaim mereka dari rebalancing ekonomi," ujar Angus Nicholson, Analis IG Markets, seperti dikutip dari Reuters, Senin (14/3/2016).

Di pasar uang, dolar stabil terhadap sekeranjang mata uang. Indeks dolar AS berada di posisi 96,21. Sedangkan terhadap yen, dolar AS turun tipis ke 113,82. Ada pun euro naik 0,1 persen menjadi US$ 1,1159.

Pada awal pekan ini, harga minyak lebih rendah setelah menguat dua persen pada Jumat pekan lalu. Harga minyak mentah AS tergelincir 0,3 persen menjadi US$ 38,37 per barel. Harga minyak Brent melemah tipis 0,1 persen menjadi US$ 40,34 per barel. (Ahm/Igw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya