Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Jumat, 28 Februari 2025. Kenaikan wall street itu mengakhiri kinerja perdagangan sepekan yang bergejolak dan selama sebulan tertekan.
Mengutip CNBC, Sabtu (1/3/2025), selama sesi perdagangan Jumat pekan ini cenderung alami koreksi singkat setelah Presiden AS Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berselisih di Ruang Oval yang menimbulkan kekhawatiran tentang meningkatnya risiko geopolitik.
Baca Juga
Indeks S&P 500 naik 1,59 persen pada Jumat perdagangan hingga ditutup ke posisi 5.954,50. Indeks Dow Jones melesat 601,41 poin atau 1,39 persen ke posisi 43.840,91. Indeks Nasdaq bertambah 1,63 persen hingga ditutup ke posisi 18.847,28.
Advertisement
Saham menguat tajam hingga penutupan perdagangan Jumat pekan ini. Sebagian dari itu mungkin terkait dengan penyeimbangan ulang indeks dan aksi beli secara teknikal. Ada ketidakseimbangan yang besar pada sisi beli pesanan pasar saat penutupan di Bursa Efek New York.
Selama sebulan, indeks Nasdaq memimpin penurunan, merosot hampir 4 persen pada Februari 2025 yang sebagian besar disebabkan kinerja pekan ini yang turun 3,5 persen. Ini adalah bulan yang terburuk bagi indeks yang sarat saham teknologi sejak April 2024.
Indeks S&P 500 merosot sekitar 1 persen selama sepekan dan 1,4 persen sepanjang Februari 2025. Sementara itu, indeks Dow Jones menguat sekitar 1 persen dalam sepekan. Namun, bulan ini, indeks 30 saham ini telah turun 1,6 persen.
Wall Street Sempat Melemah
Adapun kinerja indeks acuan berbalik arah memerah dalam waktu singkat pada Jumat pekan ini setelah Donald Trump bersama dengan Wakil Presiden AS JD Vance berdebat dengan Zelensky pada momen luar biasa di depan media di Gedung Putih.
Para pemimpin bertemu pada Jumat mengenai kemungkinan kesepakatan hak mineral Ukraina untuk AS, yang diharapkan investor akan menjadi pendahulu untuk akhirnya mengakhiri perang dengan Rusia.
"Anda membuat kesepakatan atau kami keluar," kata Trump pada satu titik kepada Zelenskyy. “Anda berjudi dengan Perang Dunia III.”
Donald Trump kemudian mengunggah di Truth Social kalau Zelensky "tidak siap untuk perdamaian jika Amerika terlibat."
"Dia bisa kembali saat dia siap untuk perdamaian," imbuh presiden, yang menjanjikan akhir yang cepat bagi perang Rusia-Ukraina selama kampanyenya.
Indeks Volatilitas Cboe, pengukur ketakutan di Wall Street, melonjak saat para pemimpin saling melontarkan sindiran. Indeks melonjak ke 22,40 pada satu titik, level tertinggi sejak 27 Januari.
Advertisement
Dibayangi Sentimen Ukraina-Rusia
"Saya terganggu dengan apa yang baru saja saya lihat," kata investor Jim Lebenthal dari Cerity Partners di "Halftime Report" CNBC.
"Jika kebijakan dalam urusan luar negeri sekarang adalah untuk memberdayakan Rusia dan Vladimir Putin, saya rasa itu tidak baik untuk pasar saham. Saya rasa itu tidak baik untuk ekonomi global. Saya merasa sulit untuk membuat argumen sebaliknya," ujar Lebenthal.
Pendiri dan CEO Blue Chip Daily Trend Sport, Larry Tentarelli menambahkan, pasar ini masih sangat bergantung pada berita dan tanda-tanda eskalasi atau tidak ada resolusinya dengan Rusia dan Ukraina, diharapkan dapat menambah volatilitas dalam kinerja sepekan yang bergejolak.
"Dari perspektif pasar, saya berharap berita-berita volatilitas tinggi ini akan muncul kapan saja, hingga ada penyelesaian,” ujar Tentarelli.
Selain itu, investor juga telah dikejutkan dalam beberapa hari terakhir oleh janji tarif dagang Presiden AS Donald Trump bersama dengan laporan ekonomi terbaru yang menunjukkan tanda-tanda peringatan.
Penurunan saham Nvidia sebesar 8,5 persen pada perdagangan Kamis pekan ini setelah laporan laba kuartalannya semakin mendinginkan sentimen investor.
