Liputan6.com, New York - Wall Street atau bursa saham di Amerika Serikat (AS) ditutup di dua sisi karena investor berhati-hati di tengah pertemuan yang dilakukan oleh para Gubernur Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) yang berlangsung selama dua hari ini.
Sejauh ini pelaku pasar di Wall Street berharap tidak ada perubahan kebijakan moneter yang dilakukan oleh The Fed. Namun pelaku pasar tetap memperhatikan dengan seksama proyeksi ekonomi yang akan diungkapkan oleh Gubernur The Fed Jannet Yellen pada Rabu waktu setempat.
Baca Juga
Mengutip Wall Street Journal, Rabu (16/3/2016), Dow Jones Industrial Averange (DJIA) naik 22 poin atau 0,13 persen ke 17.251,53. Sedangkan S&P 500 turun 3,71 poin atau 0,18 persen ke 2.015,93 dan Nasdaq melemah 21,61 poin ke 4.728,67.
Chief equity strategist UBS Wealth Management Americas, Jeremy Zirin menjelaskan, dalam satu bulan terakhir Wall Street cenderung bergerak positif karena adanya perbaikan data-data ekonomi di AS dan harga komoditas yang relatif stabil.
"Namun saat ini karena faktor pendorong telah habis maka S&P 500 kehabisan tenaganya," jelasnya. Selain itu The Fed juga membuat pelaku pasar sedikit meredam aksinya.
Jika dilihat lebih dalam, pelemahan indeks S&P 500 di Wall Street karena saham-saham di sektor energi lesu. Harga minyak berjangka memang mengalami penurunan karena pedagang kembali fokus ke sentimen bahwa pasokan minyak di dunia masih berlebih.
Meskipun harga minyak mengalami penurunan pada perdagangan Selasa, sepanjang bulan ini harga minyak dunia telah mengalami penguatan 7 persen. (Gdn/Nrm)