Astra International Kantongi Pendapatan Rp 41,8 Triliun

PT Astra International Tbk mencatatkan laba bersih turun 22 persen menjadi Rp 3,11 triliun pada kuartal I 2016.

oleh Agustina Melani diperbarui 26 Apr 2016, 17:35 WIB
Diterbitkan 26 Apr 2016, 17:35 WIB
Astra International
(Foto: Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Harga komoditas melemah dan permintaan otomotif yang rendah masih mempengaruhi kinerja PT Astra International Tbk (ASII) pada awal 2016.

Perseroan membukukan laba bersih turun 22 persen menjadi Rp 3,11 triliun pada kuartal I 2016 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 3,99 triliun. Pendapatan perseroan turun tujuh persen menjadi Rp 41,88 triliun.

Dengan melihat kondisi itu, laba bersih per saham susut 22 persen menjadi Rp 77 pada kuartal I 2016. Ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik tiga persen menjadi Rp 104,77 triliun.

Kas perseroan di luar grup jasa keuangan mencapai Rp 3,1 triliun dibandingkan kas bersih pada akhir tahun 2015 sebesar Rp 1 triliun. Anak perusahaan grup segmen jasa keuangan mencatat utang bersih sebesar Rp 42 triliun dibandingkan Rp 44,6 triliun pada akhir 2015.

 

Dari lini usaha perseroan, kontribusi penurunan laba bersih terbesar berasal dari alat berat dan pertambangan. Kontribusi laba bersih dari alat berat dan pertambangan susut 55 persen menjadi Rp 442 miliar pada kuartal I 2016 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 983 miliar pada kuartal I 2015.

Kemudian disusul jasa keuangan melemah 46 persen menjadi Rp 641 miliar pada kuartal I 2016 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,19 triliun.

Dari sektor otomotif kontribusi laba bersih tergelincir tiga persen menjadi Rp 1,58 triliun. Kontribusi laba dari usaha teknologi informasi melemah delapan persen menjadi Rp 34 miliar.

Sedangkan laba bersih dari agribisnis tumbuh 168 persen menjadi Rp 333 miliar pada kuartal I 2016. Pertumbuhan ini juga diikuti dari usaha infrastruktur, logistik dan lainnya naik 128 persen menjadi Rp 82 miliar.

"Grup Astra masih mengalami rendahnya permintaan otomotif dan lemahnya harga komoditas, serta penurunan kualitas kredit korporasi di bank Permata. Kondisi bisnis diperkirakan masih menantang," ujar Presiden Direktur PT Astra International Tbk Prijono Sugiarto seperti dikutip dari keterangan tertulis Selasa (26/4/2016).

Pada penutupan perdagangan saham Selasa pekan ini, saham PT Astra International Tbk melemah 2,04 persen menjadi Rp 7.200 per saham. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 3.933 kali dengan nilai transaksi Rp 192,6 miliar. (Ahm/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya