Investor Asing Jual Saham Rp 3 Triliun, IHSG Jatuh 218 Poin

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tertekan ke level 5.231 yang juga didorong dari 269 saham bergerak di zona merah.

oleh Agustina Melani diperbarui 11 Nov 2016, 16:20 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2016, 16:20 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) betah di zona merah menjelang akhir pekan ini. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang cenderung tertekan telah menyeret IHSG ke zona merah.

Pada perdagangan saham Jumat (11/11/2016), IHSG jatuh 218,3 poin atau 4 persen ke level 5.231. Indeks saham LQ45 tergelincir 5,17 persen ke level 878. Seluruh indeks saham acuan tertekan.

Menjelang akhir pekan ini, ada sebanyak 269 saham melemah sehingga menekan IHSG. Sedangkan 52 saham menguat dan 77 saham lainnya diam di tempat. IHSG sempat berada di level tertinggi 5.380,68 dan terendah 5.231

Transaksi perdagangan saham hari ini cukup ramai. Volume perdagangan saham 15,22 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 58,38 triliun. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 433.892 kali.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham perkebunan naik 1,04 persen ke level 1.787,80 dan sektor saham tambang mendaki 0,63 persen ke level 1.435,77. Adapun sektor saham aneka industri melemah 5,56 persen ke level 1.306, sektor saham manufaktur tergelincir 4,63 persen ke level 1.361,80, dan sektor saham barang konsumsi susut 4,54 persen ke level 2.361.

Investor asing pun melakukan aksi jual sekitar Rp 3 triliun di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 13.383.

Saham-saham yang menyeret IHSG ke zona merah antara lain saham TLKM turun 5,49 persen ke level Rp 3.960 per saham, saham BBNI melemah 7,62 persen ke level Rp 5.150 per saham, saham BSDE melemah 9,05 persen ke level Rp 1.910 per saham, dan saham KLBF susut 8,08 persen ke level Rp 1.535 per saham.

Sedangkan saham-saham yang menguat dan sebagai penggerak indeks saham antara lain saham AKKU naik 34,44 persen ke level Rp 242 per saham, saham LSIP menanjak 6,83 persen ke level Rp 1.565 per saham, dan saham INCO menguat 6,06 persen ke level Rp 3.500 per saham.

Bursa Asia pun bervariasi pada Jumat pekan ini. Indeks saham Jepang Nikkei naik 0,18 persen ke level 17.374, indeks saham Shanghai menguat 0,78 persen ke level 3.196, dan indeks saham Malaysia mendaki 0,31 persen ke level 1.652.

Selain itu, indeks saham Hong Kong Hang Seng tergelincir 1,35 persen ke level 22.531,09, indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,91 persen ke level 1.984, dan indeks saham Singapura susut 0,48 persen ke level 2.820.

"Investor khawatir terhadap nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sehingga tekan IHSG. Padahal tidak ada yang perlu terlalu dikhawatirkan. Kebutuhan dolar AS meningkat lantaran akhir tahun," ujar Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya saat dihubungi Liputan6.com.

Ia menambahkan, harga komoditas menguat juga pengaruhi investasi di pasar modal. Ditambah investor asing masih melakukan aksi jual di pasar saham. Akan tetapi, William menilai tekanan IHSG masih wajar. "Ada perpindahan aliran dana investasi juga pengaruhi (IHSG)," kata dia.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya