Liputan6.com, Jakarta - PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) mencapai target total kontrak yang dihadapi pada 2016 menjadi Rp 82,3 triliun atau naik delapan persen dibandingkan target kontrak baru yang dihadapi tahun 2016 Rp 81,5 triliun.
Manajemen PT Wijaya Karya Tbk menilai perolehan kontrak tersebut juga didukung dari pelaksanaan penawaran umum terbatas dengan mekanisme penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue sebesar Rp 2,149 triliun pada Oktober 2016.
Direktur utama PT Wijaya Karya Tbk, Bintang Perbowo mengatakan aksi korporasi berupa rights issue melalui mekanisme PMHMETD yang memperoleh dana serapan Rp 2,149 triliun menjadi salah satu motor bergairahnya aksi korporasi Perseroan dalam mengejar berbagai proyek dan infrastruktur yang telah melonjak lebih dari 3 kali lipat dibandingkan periode yang sama akhir tahun lalu.
"Tambahan modal tersebut diyakini akan semakin meningkatkan kemampuan finansial Perseroan untuk melaksanakan berbagai proyek pengembangan infrastruktur tanah air dan meningkatkan daya saing Perseroan sebagai perusahaan konstruksi dan infrastruktur, sehingga akan memperkuat kinerja dan performa Perseroan guna merealisasikan target yang telah direncanakan," ujar Bintang, Rabu (21/12/2016).
Baca Juga
Perseroan menargetkan kontrak dihadapi sebesar Rp 81,5 triliun yang terdiri dari target kontrak baru sebesar Rp 52,8 triliun dan carry over tahun 2015 sebesar Rp 28,678 triliun pada 2016.
Peningkatan nilai kontrak dihadapi Perseroan pada 2016 didasari oleh adanya peningkatan total kontrak baru per Desember menjadi Rp 53,6 triliun atau meningkat sebesar 112,5 persen dibandingkan dengan realisasi perolehan kontrak baru pada periode sama tahun 2015 sebesar Rp 25,22 triliun.
"Raihan‎ ini tentu saja semakin menjaga keyakinan Perseroan untuk meraih laba bersih sebesar Rp 940 miliar pada 2016," tambah Bintang.
Beberapa proyek yang telah diperoleh PT Wijaya Karya Tbk hingga pekan kedua Desember antara lain Konstruksi Kereta Cepat Jakarta-Bandung, LRT DKI Jakarta, Jalan Tol Gempol Porong, Jalan Tol Bogor Outer Ring Road (BORR) II, Bendungan Cipanas I, Pembangunan Hotel, Perkantoran dan Convention Hall Grup Puncak Surabaya, Jalan Tol Balikpapan-Samarinda, Automatic People Mover System Bandara Soekarno Hatta, Renovasi Velodrome, Bendungan Kuwil Manado.
Selain itu kontrak lain yang didapatkan Perseroan yaitu Review Design Oecusse, Rusun Atlet Kemayoran, Flyover Semanggi, Flyover Kramasan, Jaringan Gas Prabumulih, Proyek Strategis Kementerian ESDM yang terdiri dari SPBG Bekasi, Fasilitas penerangan jalan umum, tank bahan bakar nabati, pembangunan pembangkit listrik mini hydro di Papua, Transmart Mataram, Transmart Tegal, Sudirman Hill, Produksi Box Girder Jalan Layang Kereta Api Medan-Kualanamu, Elevated ‎Road Maros – Bone, dan Tol Bawen-Solo Seksi 2.
Advertisement
Raih Proyek LRT Jakarta
Selain itu, perseroan memenangkan proyek lrt Jakata. Perseroan mendapat kepercayaan dari PT Jakarta Propertindio sebagai kontraktor pelaksana pada pembangunan proyek LRT Jakarta – Koridor 1 (Fase 1), Kelapa Gading – Velodrome - Paket 102 – Pekerjaan Utama senilai Rp 5,295 triliun pada 20 Desember 2016 sesuai dengan surat bernomor 003/UT2000/116/XII/2016 perihal Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa dan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) Pekerjaan Pembangunan Proyek LRT Jakarta – Koridor 1 (Fase 1), Kelapa Gading – Velodrome - Paket 102 – Pekerjaan Utama.
Rencananya proyek ini berlangsung selama 610 hari kalender kerja dengan lingkup pekerjaan yang terdiri dari beberapa komponen utama, yaitu:
• Pondasi
• Struktur layang (viaduct)
• Bangunan stasiun
• Bangunan Depo (termasuk pekerjaan jalan dan pekerjaan
pelengkap lainnya)
• Pekerjaan sipil dan utilitas
• Konstruksi jalan rel
• Mekanikal dan elektrikal (kelengkapan peralatan stasiun dan
peralayan Depo)
• Persinyalan dan system pengontrolan Kereta (termasuk pusat
pengontrolan/pengendalian operasi)
• Tenaga penggerak traksi dan sistem konduktor
• Komunikasi, control, dan system informasi
• Pemungutan tiket otomatis (automatic fare collec
Advertisement