IHSG Diproyeksi Cenderung Tertekan

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi tertekan pada perdagangan saham Rabu (4/1/2016).

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 04 Jan 2017, 06:30 WIB
Diterbitkan 04 Jan 2017, 06:30 WIB

Liputan6.com, Jakarta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi tertekan pada perdagangan saham Rabu (4/1/2016). Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi mengatakan, IHSG akan bergerak pada support 5.200 dan resistance 5.310.

IHSG ditutup melemah pada perdagangan saham kemarin. IHSG melemah 20,74 poin ke level 5.275,97.

"Seluruh indeks sektoral melemah kecuali sektor pertambangan yang bertahan pada zona hijau," kata dia, di Jakarta, Rabu (4/1/2017).

Dia mengatakan, IHSG tertekan karena aksi jual asing. Tercatat, investor asing melakukan jual bersih Rp 77,43 miliar.

"Investor terlihat mengevaluasi penguatan IHSG diakhir tahun yang cukup signifikan di tengah kekhawatiran pertumbuhan inflasi yang menjadi ancaman di tahun 2017 pasca kenaikan harga listri dan gas elpiji," kata dia.

Sementara, mayoritas bursa Asia ditutup menguat. Hal itu seiring dengan penguatan harga minyak dunia.

"Mayoritas ditutup menguat seiring harga minyak mentah naik pada perdagangan hari pertama di tahun 2017," kata dia.

Lanjar merekomendasikan saham PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), PT Timah Tbk (TINS), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA).

PT Sinarmas Sekuritas memperkirakan IHSG diproyeksi variatif dengan kecenderungan melemah. Adapun IHSG akan bergerak dengan kisaran support 5.226 dan resistance 5.300.

Rekomendasi Sinarmas Sekuritas antara lain PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI).

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya