Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) variatif dengan kecenderungan melemah menjelang penutupan sesi kedua perdagangan saham Selasa pekan ini. Sentimen eksternal dan internal pengaruhi laju IHSG.
Menjelang penutupan sesi kedua, Selasa (9/5/2017), IHSG masih berada di zona merah. IHSG melemah tipis 3,75 poin atau 0,07 persen ke level 5.704,67. Indeks saham LQ45 naik 0,02 persen ke level 949.
Ada sebanyak 233 saham melemah sehingga menekan IHSG. Sedangkan 115 saham menguat sehingga menahan pelemahan IHSG. 81 saham pun diam di tempat.
Advertisement
IHSG sempat sentuh level tertinggi 5.745,84, dan termasuk level tertinggi dalam intraday. Sedangkan level terendah 5.693. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 290.831 kali dengan volume perdagangan 20,5 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 7,1 triliun. Investor asing melakukan aksi beli sekitar Rp 593 miliar di pasar reguler.
Baca Juga
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham melemah dengan sektor saham tambang turun 2,42 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham barang konsumsi naik 1,27 persen dan sektor saham manufaktur mendaki 0,42 persen.
Saham-saham yang menguat antara lain saham BMSR naik 35 persen ke level Rp 189 per saham, saham WICO melonjak 34,46 persen ke level Rp 238 per saham, dan saham CLEO menanjak 24,43 persen ke level Rp 326 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham ARTA turun 25 persen ke level Rp 240 per saham, saham ASDM merosot 16,81 persen ke level Rp 940 per saham, dan saham VINS tergelincir 24,86 persen ke level Rp 402 per saham.
Bursa Asia pun bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 1,27 persen, dan catatkan penguatan terbesar di Asia. Indeks saham Shanghai menguat 0,06 persen ke level 3.080 dan indeks saham Singapura mendaki 0,30 persen ke level 3.247. Sedangkan indeks saham Taiwan merosot 0,22 persen ke level 9.915 dan indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 0,26 persen ke level 19.843.
Sebelumnya Analis PT Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menuturkan, IHSGÂ melemah tipis didorong sentimen eksternal dan internal. Bursa Asia cenderung variasi, selain itu bursa saham Amerika Serikat dan Eropa juga cenderung melemah.
"Ini dari variatifnya kondisi bursa Asia. Kondisi bursa AS dan Eropa turun," kata Reza saat dihubungi Liputan6.com.
Ia menambahkan, dari dalam negeri keputusan sidang Majelis Hakim Pengadilan Jakarta Utara memvonis Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dengan hukuman pidana 2 tahun penjara juga pengaruhi pasar tetapi tidak terlalu besar pengaruhnya.
"Dampaknya tidak ada apa-apa pengaruh ke pasar. Namun pada saat terjadi tren kenaikan IHSG pasar mencari momen profit taking (ambil untung)," ujar Reza.
Ia menuturkan, saat ini kondisi ekonomi Indonesia masih positif. Ini dilihat dari data makro ekonomi dan rupiah menguat.
Hal senada dikatakan Analis PT NH Korindo Securities Bima Setiaji. Ia menuturkan, pasar merespons negatif atas keputusan hakim dalam sidang Ahok. Namun efek sentimen itu hanya sementara ke pasar saham.
"Pasar respons negatif atas keputusan hakim memenjarakan Ahok 2 tahun," kata Bima.
Selain sentimen internal, Bima menuturkan, sektor batu bara juga mendapat tekanan dari kabar perusahaan di Australia mengenai penambahan produksi yang cukup signifikan.
Â
Â