IHSG Berpeluang Naik Jelang Tutup Pekan

IHSG diperkirakan akan bergerak di support 5.750 dan resistance di level 5.800.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 16 Jun 2017, 06:13 WIB
Diterbitkan 16 Jun 2017, 06:13 WIB
IHSG diperkirakan akan bergerak di support 5.750 dan resistance di level 5.800.
IHSG diperkirakan akan bergerak di support 5.750 dan resistance di level 5.800.

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan menguat jelang tutup pekan ini. Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi mengatakan, IHSG bergerak di support 5.750 kemudian resistance di level 5.800.

Lanjar menjelaskan, pada perdagangan saham kemarin, IHSG susut 16,61 poin ke level 5.776,28. Penyebabnya, data neraca perdagangan kurang baik karena impor yang meningkat drastis. "Sektor aneka industri memimpin pelemahan," kata dia di Jakarta, Jumat (16/6/2017).

Lanjar mengatakan, laju IHSG juga dipengaruhi oleh keputusan Bank Indonesia (BI) menahan 7 days reverse repo rate di angka 4,75 persen. BI menganggap, perbankan Indonesia masih cukup baik menghadapi kenaikan suku bunga The Federal Reserve (The Fed). "Investor asing tercatat net sell sebesar Rp 270,06 miliar," ujar dia.

Sementara, Bursa Asia ditutup mayoritas tertekan. Lantaran, para investor melakukan aksi jual saham. "Hang Seng turun 1,2 persen seiring naiknya Fed rate ketiga kalinya dalam enam bulan terakhir," ujar dia.

Lanjar merekomendasikan saham PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA), PT Semen Baturaja Tbk (SMBR), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).

Untuk diketahui, pada penutupan perdagangan saham, Kamis 15 Juni 2017, IHSG turun 16,61 poin atau 0,29 persen ke level 5.776,28. Indeks saham LQ45 melemah 0,41 persen ke level 970,15. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan kecuali indeks saham Pefindo25 naik 0,83 persen.

Ada sebanyak 186 saham melemah sehingga menekan IHSG. Sedangkan 131 saham menguat sehingga menahan pelemahan IHSG. 120 saham lainnya diam di tempat. Total frekuensi perdagangan saham sektiar 278.382 kali dengan volume perdagangan 6,9 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 5,3 triliun. Investor asing melakukan aksi jual sekitar Rp 296,51 miliar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) di kisaran Rp 13.286.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan yang dipimpin penurunan sektor saham aneka industri susut 2,31 persen. Disusul sektor saham pertanian turun 0,58 persen dan sektor saham konstruksi merosot 0,47 persen.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya