Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona merah pada sesi pertama perdagangan saham Kamis pekan ini. Tekanan IHSG ini juga terjadi di tengah rilis data neraca perdagangan.
Pada penutupan perdagangan saham, Kamis (15/6/2017), IHSG melemah 12,98 poin atau 0,22 persen ke level 5.779,91. Indeks saham LQ45 susut 0,39 persen ke level 970,40. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.
Pada sesi pertama, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.791,20 dan terendah 5.773,15. Ada sebanyak 136 saham melemah sehingga menekan IHSG. Akan tetapi, 140 saham menguat sehingga menahan pelemahan IHSG. 125 saham lainnya diam di tempat.
Advertisement
Total frekuensi perdagangan saham sekitar 149.970 kali dengan volume perdagangan 3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 2,4 triliun. Investor asing melakukan aksi beli Rp 97 miliar di pasar reguler. Sedangkan posisi dolar Amerika Serikat di kisaran Rp 13.275.
Baca Juga
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham melemah yang dipimpin sektor saham aneka industri turun 2,51 persen. Disusul sektor saham tambang tergelincir 0,70 persen dan sektor saham infrastruktur melemah 0,52 persen.
Saham-saham yang cetak top gainers antara lain saham AGS naik 25 persen ke level Rp 290 per saham, saham YULE mendaki 22,52 persen ke level Rp 185 per saham, dan saham FIRE melonjak 14,95 persen ke level Rp 1.615 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham ETW turun 23,91 persen ke level Rp 70 per saham, saham INTA merosot 11,76 persen ke level Rp 270 per saham, dan saham RANC tergelincir 10,87 persen ke level Rp 410 per saham.
Bursa saham Asia pun sebagian besar melemah. Indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 1,01 persen ke level 25.617,06, indeks saham Korea Selatan Kospi susut 0,57 persen ke level 2.359,63, indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 0,21 persen ke level 19.842, indeks saham Shanghai melemah 0,03 persen ke level 3.129, indeks saham Singapura turun 0,58 persen ke level 3.233. Sementara itu, indeks saham Taiwan berada di posisi 10.070.
Penurunan IHSGÂ ini terjadi di tengah rilis data ekonomi neraca perdagangan. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan surplus neraca perdagangan Mei 2017 mencapai US$ 0,47 miliar atau sekitar US$ 470 juta. Hal itu didorong kenaikan ekspor non migas pada Mei 2017.
Deputi Bidang Statistik Sosial BPS M. Sairi Hasibullah menuturkan kinerja ekspor nasional tercatat US$ 14,29 miliar pada Mei 2017. Angka ini lebih tinggi dari impor di periode sama sebesar US$ 13,82 miliar.
"Kita surplus US$ 0,47 miliar. Ini terbilang lumayan sebetulnya. Mei 2016 juga surplus US$ 0,36 miliar artinya year on year (YoY) lebih tinggi," ujar Sairi.
Berdasarkan data BPS, secara kumulatif, ekspor Indonesia Januari-Mei 2017 mencapai US$ 68,26 miliar atau meningkat 19,93 persen dibanding periode sama tahun 2016. Sedangkan ekspor nonmigas mencapai US$ 61,98 miliar atau meningkat 20,10 persen.
"Rata-rata bulannya lebih tinggi dari Mei. Januari-Mei surplus US$ 5,9 miliar," kata dia.
Sedangkan nilai impor Indonesia pada Mei 2017 mencapai US$ 13,82 miliar atau naik 15,67 persen dibandingkan April 2017. Namun jika dibandingkan Mei 2016 meningkat 24,03 persen.
Â
Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:
Â
Â
Â