Bursa Asia Tertekan Usai Korea Utara Luncurkan Rudal Balistik

Kekhawatiran geopolitik menjadi alasan pelemahan bursa saham di kawasan Asia.

oleh Arthur Gideon diperbarui 05 Jul 2017, 08:45 WIB
Diterbitkan 05 Jul 2017, 08:45 WIB
Kekhawatiran geopolitik menjadi alasan pelemahan bursa saham di kawasan Asia.
Kekhawatiran geopolitik menjadi alasan pelemahan bursa saham di kawasan Asia.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Asia tertekan pada pembukaan perdagangan Rabu pekan ini. Kekhawatiran geopolitik menjadi alasan pelemahan bursa saham di kawasan Asia.

Mengutip CNBC, Rabu (5/7/2017), Nikkei Jepang turun tipis 0,11 persen pada pukul 8.10 waktu setempat. Indeks S&P/ASX 200 Australia juga melemah 0,19 persen di awal perdagangan.

Untuk Kospi Korea Selatan dibuka turun tipis 0,07 persen setelah aksi jual ringan pada sesi perdagangan sebelumnya.

Pelemahan bursa Asia ini dipicu oleh kekhawatiran geopolitik setelah peluncuran rudal balistik jarak jauh oleh Korea Utara.

Korea Utara melakukan uji rudal misil untuk yang ke-11 kalinya sepanjang 2017 pada Selasa 4 Juli 2017.

Misil itu diluncurkan dari Paghyon, Provinsi Pyongan Utara, dan terbang selama 40 menit sejauh 930 km ke Laut Jepang. Misil itu kemudian jatuh di perairan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Nippon yang kira-kira berjarak 200 nautikal mil dari garis pantai.

Uji coba rudal tersebut langsung disambut dengan rencana latihan militer oleh Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan.

Latihan gabungan tersebut akan melibatkan penggunaan Sistem Rudal Taktis Militer (ATACMS) dan rudal yang dikembangkan oleh Korea Selatan yakni Hyunmoo II.

Saham-saham di sektor pertahanan Korea Selatan bergerak beragam karena investor terus mengawasi perkembangan geolpolitik di semenanjung Korea tersebut. Korea Aerospace diperdagangkan turun 0,51 persen, tetapi kontraktor pertahanan Hanwha Techwin sahamnya naik 1,49 persen.

Di australia, saham perusahaan penerbangan Flight Centre melonjak 9,33 persen setelah perusahaan tersebut melaporkan laba sebelum pajak diperkirakan akan mencapai 325 juta dolar Australia.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya