Sempat Tertekan, IHSG Mampu Ditutup Naik Tipis ke 5.825

Tercatat total frekuensi perdagangan saham sekitar 300.379 kali dengan volume perdagangan 9,3 miliar saham.

oleh Arthur Gideon diperbarui 10 Agu 2017, 16:18 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2017, 16:18 WIB
20161114-Perdagangan-Saham-Jakarta-AY
Pergerakan saham terlihat di sebuah monitor, Jakarta, Senin (14/11).Tekanan IHSG tersebut juga didorong saham-saham berkapitalisasi besar yang merosot. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya ditutup di zona hijau pada perdagangan Kamis pekan ini. Enam sektor menguat dan empat sektor melemah.

Pada penutupan perdagangan saham, Kamis (10/8/2017), IHSG naik tipis 1,93 poin atau 0,03 persen ke level 5.825. Indeks saham LQ45 melemah 0,13 persen ke level 967,85. Sebagian besar indeks acuan melemah.

Ada sebanyak 165 saham menghijau sehingga mendorong IHSG menguat. Sementara itu, 149 saham melemah sehingga membebani indeks. Sedangkan 131 saham diam di tempat. IHSG sempat berada di level tertinggi 5.833,85 dan terendah 5.810,76.

Transaksi perdagangan saham juga cukup ramai. Tercatat total frekuensi perdagangan saham sekitar 300.379 kali dengan volume perdagangan 9,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 5,5 triliun.

Secara sektoral, enam sektor melemah dan empat sektor menguat. Sektor yang melemah adalah perkebunan, industri dasar, aneka industri, konstruksi, keuangan dan manufaktur. Sedangkan sektor yang menguat adalah pertambangan, barang konsumsi, infrastruktur dan perdagangan.

Saham-saham yang cetak top gainers antara lain saham FIRE naik 24,90 persen ke level Rp 1.555 per saham, saham NASA melonjak 24,49 persen ke level Rp 366 per saham, dan saham HDFA menanjak 19,51 persen ke level Rp 196 per saham.

Sedangkan saham-saham yang membukukan top losers antara lain saham BRAM turun 19,89 persen ke level Rp 14.500, saham GOLL merosot 17,14 persen ke level Rp 116 per saham, dan saham ENRG tergelincir 10,26 persen ke level Rp 105 per saham.

Sebelumnya, Analis PT Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menuturkan, IHSG berpeluang naik. Akan tetapi, penguatan IHSG itu bila tidak ada sentimen negatif yang mendominasi.

Reza menuturkan, pelaku pasar kemungkinan akan mencermati kembali bursa regional seiring sentimen negatif geopolitik antara Amerika Serikat dan Korea Utara. "Belum ada sentimen dari dalam negeri yang bisa mempengaruhi IHSG," kata dia saat dihubungi Liputan6.com.

 Tonton Video Menarik Berikut Ini:


POPULER

Berita Terkini Selengkapnya