Wall Street Cetak Rekor Tersengat Saham Intel

Laporan keuangan perusahaan menjadi katalis positif sehingga mendorong wall street menguat jelang akhir pekan.

oleh Agustina Melani diperbarui 27 Jan 2018, 05:00 WIB
Diterbitkan 27 Jan 2018, 05:00 WIB
Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street mampu mencatatkan penguatan dengan indeks saham Dow Jones dan S&P 500 cetak rekor. Laporan keuangan perusahaan terutama dari Intel dan AbbvVie jadi katalis positif.

Pada penutupan perdagangan saham Jumat (Sabtu pagi WIB), indeks saham Dow Jones naik 221,23 poin atau 0,84 persen ke posisi 26.614,02. Indeks saham Dow Jones menguat 33,54 poin atau 1,18 persen ke posisi 2.872,79. Indeks saham Nasdaq bertambah 94,61 poin atau 1,28 persen ke posisi 7.505.

Tiga indeks saham acuan di wall street pun catatkan penguatan terbaik sejak 2016. Saham Intel melonjak ke posisi US$ 49,95, tertinggi sejak Oktober 2000. Saham Intel naik 9,81 persen usai laporan keuangan mengindikasikan margin tinggi dari bisnis data center.

Selain itu, saham AbbVie menguat 12,68 persen usai produsen obat membukukan kinerja laba naik signifikan. Kinerja keuangan positif itu juga didukung dari reformasi pajak AS dan berharap perseroan catatkan pertumbuhan dividen dan pembelian kembali saham.

"Kinerja keuangan perusahaan menjadi katalis penggerak pasar. Kinerja laba perusahaan menunjukkan prospek pertumbuhan ekonomi masih positif. Prospek pertumbuhan ekonomi akan ditopang reformasi pajak," ujar Brent Schutte, Chief Investment Strategist Northwestern Mutual Wealth Management, seperti dikutip dari laman Reuters, Sabtu (27/1/2018).

Pertumbuhan laba kuartal IV 2017 bagi perusahaan yang masuk indeks S&P 500 diperkirakan tumbuh 13,2 persen. Angka ini naik dari prediksi awal tahun. 133 perusahaan sudah sampaikan laporan keuangan, 79,7 persen mencatatkan kinerja pertumbuhan laba melebihi harapan.

Sementara itu, Gross Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto (PDB) naik 2,6 persen pada kuartal IV. Pertumbuhan PDB ditopang dari belanja konsumen menguat dalam tiga tahun ini. Hal tersebut ditunjukkan dari meningkatnya impor.

"Meski pun data GDP mengecewakan dari perspektif ekonomi tetapi manufaktur dan konsumsi membaik pada saat bersamaan. Selain itu global juga membaik sehingga ada potensi pertumbuhan PDB ke depan," jelas Schutte.

Sementara itu, dolar AS melemah mendukung perusahaan multinasional. Dolar AS turun 0,59 persen terhadap mata uang utama lainnya. Dolar AS catatkan kinerja buruk sejak Mei usai pernyataan pejabat AS soal dolar AS melemah.

Adapun indeks sektor saham perawatan kesehatan mencetak kenaikan terbaik dengan tumbuh 1,62 persen. Indeks sektor saham perawatan kesehatan catatkan performa terbaik di antara sektor saham lainnya di wall street.

Kemudian saham Pfizer naik 4,14 persen usai regulator Eropa merekomendasikan perluasan pemasaran obat diabetes yang dikembangkan Perseroan dan Merck. Saham Merck pun naik 0,82 persen. Sementara itu, saham Starbucks turun 4,99 persen usai pertumbuhan penjualan secara global bakal turun.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Wall Street Menguat pada Perdagangan Kemarin

Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Sebelumnya, wall street menguat dengan indeks Dow Jones Industrial Average dan S&P 500 ditutup ke posisi tertinggi usai pernyataan Presiden Donald Trump yang mengatakan bahwa dirinya menginginkan penguatan dolar.

Mata uang AS menghapus kerugian terhadap sekeranjang mata uang utama setelah Trump mengatakan kepada CNBC dalam sebuah wawancara di Davos, Swiss, bahwa dia ingin melihat dolar yang kuat.

Melansir laman Reuters, Dow Jones Industrial Average naik 0,54 persen menjadi 26.392,79, merupakan penutupan tertinggi yang pernah ada. Sementara indeks S & P berakhir 0,06 persen lebih tinggi ke 2.839,25. Namun Nasdaq turun 0,05 persen menjadi 7.411,16.

Dolar telah mengalami penurunan persentase harian terbesar dalam tujuh bulan pada hari Rabu. Ini setelah Menteri Keuangan AS Steven Munchin mengatakan bahwa dia menyambut baik pelemahan mata uang. Dolar yang lebih lemah cenderung menguntungkan perusahaan multinasional AS.

Adapun saham perusahaan yang naik di pasar antara lain milik Biogen Inc (BIIB.O) yang melonjak 2,09 persen. Ini setelah produsen obat tersebut melaporkan pendapatan kuartal keempat yang mengalahkan perkiraan. Kenaikan ini mengangkat sektor kesehatan pada indeks S & P sebesar 0,89 persen.

Kemudian saham saham milik Caterpillar Inc (CAT.N) yang sempat turun sebesar 3,5 persen dan kembali naik 2,8 persen usai muncul pendapatan kuartalannya. Saham tersebut berakhir 0,61 persen lebih tinggi.

"Jika pertumbuhan berlanjut seperti yang kita harapkan, kita harus melihat rotasi dari perusahaan teknologi mega ini," kata Jack Ablin, Kepala Investasi BMO Private Bank di Chicago.

Kuatnya pendapatan kuartalan dan data ekonomi membuat Wall Street menguat pada awal 2018, dengan tiga indeks utama naik lebih dari 6 persen tahun ini.

Namun kenaikan pasar tanpa henti selama setahun terakhir ini membuat beberapa investor khawatir akan adanya koreksi.

"Ini adalah pasar yang mengabaikan semua kabar buruk dan tumbuh subur dalam kabar baik. Menakutkan. Koreksi akan menjadi kejam, dingin dan brutal saat itu terjadi, "kata Jake Dollarhide, CEO Longbow Asset Management di Tulsa.

Adapun saham perusahaan yang melemah yakni milik Ford Motor Co (FN) yang merosot 3,98 persen. Ini setelah produsen mobil tersebut membukukan laba bersih kuartalan lebih rendah dari perkiraan.

Volume perdagangan saham pada kali ini cukup besar, dibandingkan dengan rata-rata 6,7 ​​miliar selama 20 hari perdagangan terakhir

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya