Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini, kelemahan keamanan yang masif dilaporkan menjangkiti prosesor Intel yang mana hal itu berlangsung selama satu dekade.
Meski Intel mengatakan laporan tersebut tak akurat, Brian Krzanich, CEO Intel tetap menjual saham senilai US$ 24 juta setara dengan Rp 335 miliar meskipun perusahaan mengetahui kelemahan ini belum diungkap ke publik.
Ia menjual kombinasi saham yang dimiliki dan dikelola pada 29 November 2017. Celah keamanan tersebut baru tersebar di publik dua hari yang lalu.
Advertisement
Kelemahan itu dapat memberikan akses ke penyerang untuk mencuri password dan data rahasia lainnya. Intel sekarang bekerja dengan mitra-mitranya untuk memulai perbaikan.
Baca Juga
Publik baru saja mengetahui hal ini, namun Google sudah menginformasi Intel tentang hal itu pada Juni tahun lalu. Hal tersebut dikonfirmasi oleh seorang perwakilan Intel ke Business Insider. Demikian seperti dilansir Ubergizmo, Sabtu (6/1/2017).
Ini berarti Intel mengetahui masalah tersebut sebelum CEO mereka menjual saham sejumlah US$ 24 juta. Intel mengatakan penjualan saham tersebut tidak berhubungan dengan masalah ini dan itu hanya bagian dari program divestasi.
Kabar menjadi tambah tidak enak saat mengetahui Krzanich saat ini hanya memiliki 250.000 shares di saham Intel. Angka tersebut adalah jumlah minimum dari saham yang harus ia pegang sebagai bagian dari program kepegawaiannya.
Komisi Keamanan dan Penukaran menolak memberikan komentar perihal apakah mereka memeriksa saham yang dijual. Linimasa dari penjualan ini membangkitkan banyak tanda tanya walaupun tidak saling berhubungan.
Dengan Intel sudah berada dalam tekanan di mata publik karena kelalaiannya, kasus ini tidak membuat keadaan lebih baik.
Meltdown dan Specter
Dalam sebuah laporan terbaru The Register, disebutkan seluruh CPU yang ada di pasaran saat ini memiliki celah keamanan. Salah satunya adalah CPU buatan Intel.
Celah keamanan pada prosesor Intel ini mampu menyerang sistem memori kernel Windows dan Linux, yang memungkinkan hacker mengakses dan mencuri berbagai macam data penting dan pribadi dari PC korbannya.
Kini, informasi baru telah muncul mengenai seberapa parah celah keamanan tersebut. Dilansir ZDNet dan New York Times, Sabtu (6/1/2018), dua kerentanan yang dijuluki Meltdown dan Spectre ini ternyata sudah mempengaruhi hampir semua perangkat yang dibuat dalam 20 tahun terakhir.
Hingga kabar celah keamanan ini mencuat di internet, para peneliti telah membuat sebuah situs web yang memberikan rincian lebih lanjut tentang Meltdown dan Spectre di laman www.meltdownattack.com.
Di laman tersebut pengguna juga bakal menemukan update patch Meltdown untuk Windows, Linux, dan macOS. Sedangkan untuk Spectre, tim peneliti masih belum menemukan cara untuk mengatasinya.
(Dam/Ysl)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement