Senat Bersepakat Hentikan Shutdown Bawa Wall Street Menguat

Wall street juga dipengaruhi pertumbuhan pendapatan perusahaan yang diprediksi mencapai 12,4 persen pada kuartal ini,

oleh Nurmayanti diperbarui 23 Jan 2018, 05:17 WIB
Diterbitkan 23 Jan 2018, 05:17 WIB
Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Liputan6.com, New York - Wall Street menguat usai Senator Amerika Serikat (AS) berhasil mencapai kesepakatan perihal anggaran yang mengakhiri penutupan pemerintahan yang terjadi beberapa hari terakhir.

Melansir laman Reuters, Dow Jones Industrial Average menguat 142,88 poin atau 0,55 persen menjadi 26.214,6. Sementara S&P 500 naik 22,67 poin atau 0,81 persen menjadi 2.832,97 dan Nasdaq Composite bertambah 71,65 poin atau 0,98 persen menjadi 7.408,03.

Bursa saham AS menguat usai perundang-undangan dana federal mampu menghilangkan masalah prosedural di Senat, yang diharapkan membuat senat dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat memberikan suaranya. Hal ini memungkinkan pemerintah untuk membuka kembali pemerintahan hingga 8 Februari.

"Anda akan berpikir hal seperti ancaman pemadaman pemerintah atau penghentian sementara pemerintah akan menjadi katalisator untuk mengeluarkan beberapa pemegang saham yang lemah dari pasar," kata Eric Marshall, Manajer Portofolio dan Direktur Penelitian Hodges Capital Management di Dallas, Texas.

Dia mengatakan hal ini belum terjadi. "Ada kekuatan mendasar dari apa yang kita lihat saat ini di pasar ekuitas," dia menambahkan.

Di sisi lain, pasar dipengaruhi pertumbuhan pendapatan perusahaan yang diprediksi mencapai 12,4 persen pada kuartal ini, menurut data Thomson Reuters. 

Dari 55 perusahaan pada indeks S&P 500 yang telah melaporkan pendapatan hingga Senin pagi, 80 persen telah melampaui ekspektasi. Ini jauh di atas tingkat kenaikan 72 persen selama empat kuartal terakhir.

Terlihat seperti pada saham Halliburton Co (HAL.N) yang naik 6,40 persen, setelah membukukan laba kuartalan yang jauh lebih besar dari perkiraan pada kuartal keempat. Saham perusahaan mendapat keuntungan dari lonjakan produksi minyak AS.

Adapun indeks biotek Nasdaq naik 3,15 persen untuk mencatat hari terbaiknya sejak 21 Juni setelah kesibukan aktivitas merger di sektor ini, yang dilakukan produsen obat Prancis Sanofi (SASY.PA) dan Celergene (CELG.O) yang berbasis di AS yang berhasil mencapai nilai total lebih dari US$ 20 miliar.

Kemudian saham Bioverativ (BIVV.O) melonjak 61,89 persen setelah Sanofi setuju untuk membeli perusahaan tersebut seharga US$ 11,6 miliar.

Saham Netflix Inc (NFLX.O), turut menjadi penyumbang utama laju saham baru-baru ini, ditutup naik 3,23 persen menjelang hasil kuartalan dan menambah kenaikan dalam perdagangan diperpanjang setelah angka kuartalan dirilis.

Memajukan isu kalah jumlah yang menurun di NYSE dengan rasio 1.70-ke-1; di Nasdaq, rasio 1.38-ke-1 disukai advancers.

Pada penutupan perdagangan kali ini, volume mencapai 6,56 miliar saham, di atas rata-rata 6,34 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Sektor Saham Konsumsi Angkat Wall Street

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street akhirnya mampu kompak menguat menjelang akhir pekan. Penguatan wall street terdorong sektor saham konsumsi.

Pada penutupan perdagangan saham Jumat (Sabtu pagi WIB), indeks saham Dow Jones naik 53,71 poin atau 0,21 persen ke posisi 26.071,52. Indeks saham S&P 500 mencatatkan penguatan 12,28 poin atau 0,44 persen ke posisi 2.810,31. Sedangkan indeks saham Nasdaq bertambah 40,33 poin atau 0,55 persen ke posisi 7.336,38.,

Sebelumnya, indeks saham S&P 500 dan Nasdaq sempat membukukan penguatan tertinggi sedangkan Dow Jones melemah didorong saham IBM.

Secara mingguan, indeks saham Dow Jones naik 1,04 persen, indeks saham S&P 500 menguat 0,86 persen dan indeks saham Nasdaq bertambah 1,04 persen.

Saham Philip Morris, Nike, dan Home Depot naik 1,5 persen-4,8 persen. Hal ini didorong pernyataan analis yang memperkirakan pajak lebih rendah dapat meningkatkan pendapatan perseroan.

Sedangkan saham IBM dan American Express bebani indeks saham Dow Jones. Predfiksi laba bersih mengecewakan sepanjang tahun menjadi sentimen negatif untuk kedua saham tersebut. Saham IBM melemah empat persen. Sedangkan American Express tergelincir 1,8 persen.

"Kami telah melihat perkiraan kinerja pada 2018 sehingga memberikan sejumlah kekuatan fundamental yang dimiliki pasar saham," ujar Bill Northey, Wakil Presiden Direktur US Bank Wealth Management, seperti dikutip dari laman Reuters, Sabtu (20/1/2018).

Adapun sembilan dari 11 sektor saham mencatatkan penguatan lebih tinggi. Indeks sektor saham barang konsumsi membukukan penguatan tertinggi 0,9 persen.

Senat AS juga berpacu mencegah berhentinya operasional pemerintahan AS menjelang batas waktu tanpa kesepakatan. Meski DPR memperpanjang pendanaan hingga 16 Februari, Rancangan Undang-Undang (RUU) anggaran pun hampir runtuh di senat.

"Pasar tampaknya melihat peristiwa ini tidak penting meski ada sedikit kenaikan volatilitas dalam beberapa hari terakhir," kata Northey.

Chief Executive E-Valuator Funds Kevin Miller menuturkan, pasar juga sedikit gugup dengan potensi penghentian operasional pemerintahan AS. Namun, kinerja keuangan menjadi sentimen positif. "Dari perspektif jangka panjang, pendapatan perusahaan masih kuat, dan perusahaan terlibat akan ambil manfaat dari reformasi pajak," ujar dia.

Sementara itu, harga minyak turun lebih dari satu persen lantaran kenaikan kembali produksi AS yang sebanding dengan penurunan persediaan minyak mentah.

Volume perdagangan saham di wall street tercatat 6,82 miliar saham. Angka ini lebih rendah dibandingkan rata-rata 6,32 miliar saham selama 20 hari perdagangan terakhir. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya