Wall Street Menguat Dipicu Pernyataan Trump soal Dolar

Dolar telah mengalami penurunan persentase harian terbesar dalam tujuh bulan pada hari Rabu.

oleh Nurmayanti diperbarui 26 Jan 2018, 05:14 WIB
Diterbitkan 26 Jan 2018, 05:14 WIB
Wall Street
(Foto: Reuters)

Liputan6.com, New York - Wall street menguat dengan indeks Dow Jones Industrial Average dan S&P 500 ditutup ke posisi tertinggi usai pernyataan Presiden Donald Trump yang mengatakan bahwa dirinya menginginkan penguatan dolar.

Mata uang AS menghapus kerugian terhadap sekeranjang mata uang utama setelah Trump mengatakan kepada CNBC dalam sebuah wawancara di Davos, Swiss, bahwa dia ingin melihat dolar yang kuat.

Melansir laman Reuters, Dow Jones Industrial Average naik 0,54 persen menjadi 26.392,79, merupakan penutupan tertinggi yang pernah ada. Sementara  indeks S & P berakhir 0,06 persen lebih tinggi ke 2.839,25. Namun Nasdaq turun 0,05 persen menjadi 7.411,16.

Dolar telah mengalami penurunan persentase harian terbesar dalam tujuh bulan pada hari Rabu. Ini setelah Menteri Keuangan AS Steven Munchin mengatakan bahwa dia menyambut baik pelemahan mata uang. Dolar yang lebih lemah cenderung menguntungkan perusahaan multinasional AS.

Adapun saham perusahaan yang naik di pasar antara lain milik Biogen Inc (BIIB.O) yang melonjak 2,09 persen. Ini setelah produsen obat tersebut melaporkan pendapatan kuartal keempat yang mengalahkan perkiraan. Kenaikan ini mengangkat sektor kesehatan pada indeks S & P sebesar 0,89 persen.

Kemudian saham saham milik Caterpillar Inc (CAT.N) yang sempat turun sebesar 3,5 persen dan kembali naik 2,8 persen usai muncul pendapatan kuartalannya. Saham tersebut berakhir 0,61 persen lebih tinggi.

"Jika pertumbuhan berlanjut seperti yang kita harapkan, kita harus melihat rotasi dari perusahaan teknologi mega ini," kata Jack Ablin, Kepala Investasi BMO Private Bank di Chicago.

 

Investor Khawatir

Kuatnya pendapatan kuartalan dan data ekonomi membuat Wall Street menguat pada awal 2018, dengan tiga indeks utama naik lebih dari 6 persen tahun ini.

Namun kenaikan pasar tanpa henti selama setahun terakhir ini membuat beberapa investor khawatir akan adanya koreksi.

"Ini adalah pasar yang mengabaikan semua kabar buruk dan tumbuh subur dalam kabar baik. Menakutkan. Koreksi akan menjadi kejam, dingin dan brutal saat itu terjadi, "kata Jake Dollarhide, CEO Longbow Asset Management di Tulsa.

Adapun saham perusahaan yang melemah yakni milik Ford Motor Co (FN) yang merosot 3,98 persen. Ini setelah produsen mobil tersebut membukukan laba bersih kuartalan lebih rendah dari perkiraan.

Volume perdagangan saham pada kali ini cukup besar, dibandingkan dengan rata-rata 6,7 ​​miliar selama 20 hari perdagangan terakhir.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya