Wall Street Reli Terdorong Penguatan Sektor Teknologi

Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 306,88 poin atau 1,23 persen menjadi 25.200,37.

oleh Arthur Gideon diperbarui 16 Feb 2018, 05:34 WIB
Diterbitkan 16 Feb 2018, 05:34 WIB
Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Wall Street melonjak pada penutupan perdagangan Kamis (Jumat pagi waktu Jakarta) dan mencatatkan penguatan kelima hari berturut-turut.

Penguatan pada Kamis ini terdorong oleh kenaikan saham-saham di sektor teknologi. Investor juga mengabaikan data angka inflasi yang yang berada di atas konsensus pelaku pasar.

Mengutip Reuters, Jumat (16/2/2018), Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 306,88 poin atau 1,23 persen menjadi 25.200,37.

Untuk indeks S&P 500 naik 32,57 poin atau 1,21 persen menjadi 2.731,2. Sedangkan Nasdaq Composite menambah 112,82 poin atau 1,58 persen menjadi 7.256,43.

Sektor teknologi menjadi pendorong utama penguatan Wall Street. Sedangkan Sektor energi menjadi satu-satunya sektor pembentuk S&P 500 yang berada di zona merah, dengan turun 0,42 persen karena pelemahan harga minyak.

Saham Apple Inc melonjak 3,36 persen dan memberikan kontribusi lebih banyak daripada saham lainnya terhadap kenaikan S&P 500 setelah perusahaan investasi Berkshire Hathaway milik Warren Buffett menjadikan saham perusahaan teknologi tersebut sebagai investasi utama.

Saham Cisco juga naik 4,73 persen menyusul upaya bertahun-tahun pembuat peralatan teknologi tersebuut untuk berubah menjadi perusahaan yang fokus pada pada perangkat lunak.

 


Data Inflasi

Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Pelaku pasar juga mengabaikan kenaikan angka inflasi. Pemerintah AS mengumumkan indeks harga konsumen kecuali komponen makanan dan energi naik 0,3 persen pada Januari. Angka ini di atas konsensus pelaku pasar yang ada di angka 0,2 persen.

Setelah keluarnya data inflasi tersebut, pelaku pasar saat ini tengah fokus kepada kinerja perusahaan pada kuartal empat 2017.

Sebagian besar akan melihat dampak dari pemotongan pajak korporasi dan perseorangan yang baru saja dijalankan oleh pemerintah AS.

"Pasar saham mengalami kegugupan dalam dua pekan terakhir karena berbagai hal. Namun saat ini investor kembali akan fokus ke hal yang fundamental yaitu kinerja perusahaan," jelas analis BNY Mellon Wealth Management, New York, Leo Grohowski.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya