Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali tertekan pada perdagangan saham Selasa pekan ini. Tekanan IHSG ini diperkirakan lantaran didorong kemungkinan pernyataan lembaga pemeringkat internasional S&P belum akan menaikkan peringkat Indonesia dalam 12-24 bulan ke depan.
Berdasarkan data RTI, Selasa (13/3/2018), IHSG melemah 100,62 poin atau 1,5 persen ke posisi 6.400. Pada pukul 14.57 waktu JATS, IHSG susut 96,26 poin atau 1,47 persen ke posisi 6.405,18. Indeks saham LQ45 tergelincir 1,8 persen ke posisi 1.055. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan kecuali indeks saham Pefindo25 naik 0,07 persen.
Pada sesi kedua perdagangan, IHSG sempat sentuh level tertinggi 6.501,13 dan terendah 6.399.39. Ada sebanyak 240 saham melemah sehingga menekan IHSG. Sedangkan 116 saham lainnya diam di tempat. 97 saham menguat.
Advertisement
Baca Juga
Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 309.111 kali dengan volume perdagangan 8,9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 6 triliun. Investor asing melakukan aksi jual Rp 506,93 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.749.10 sektor saham kompak melemah.
Sektor saham barang konsumsi turun 2,3 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham infrastruktur melemah 2,18 persen dan sektor saham tambang tergelincir 1,95 persen.Saham-saham yang menguat antara lain saham DYAN naik 19,44 persen ke posisi Rp 86, saham PNBS melonjak 12,94 persen ke posisi Rp 96, dan saham IMAS mendaki 9,78 persen ke posisi Rp 1.515 per saham.
Saham-saham yang melemah antara lain saham AGRO melemah 5,66 persen ke posisi Rp 500, saham GGRM tergelincir 4,3 persen ke posisi Rp 73.800, dan saham HMSP susut 3,65 persen ke posisi Rp 4.220 per saham.
Analis menilai penurunan IHSG itu masih wajar. Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, minimnya sentimen positif dari domestik ditambah harapan dari pelaku pasar terhadap rendahnya tingkat inflasi di Amerika Serikat (AS) mendorong IHSG melemah.
"Penurunan IHSG masih wajar," ujar Nafan saat dihubungi Liputan6.com.
Sementara itu, dalam laporan Ashmore Asset Management Indonesia menyebutkan saham-saham unggulan cenderung tertekan didorong saham konsumsi. IHSG bergerak tanpa arah. Diperkirakan penurunan IHSG lantaran kemungkinan S&P belum akan menaikkan peringkat Indonesia dalam 12-24 bulan ke depan. Akan tetapi, penurunan IHSG masih wajar.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
Maybank Kim Eng Sekuritas: IHSG Bisa Sentuh 7.100
Sebelumnya, PT Maybank Kim Eng Securities (MKES) membuka perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (13/3/2018) ini. Maybank Kim Eng Securities bersama dengan BEI terus melakukan edukasi kepada masyarakat agar tidak terjebak dalam investasi bodong.
Presiden Direktur Maybank Kim Eng Securities Wilianto Le menjelaskan, berbagai langkah yang dilakukan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi memberikan dampak positif terhadap perkembangan pasar modal.
Hal tersebut tercermin dalam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terus menembus rekor baru.Pertumbuhan positif tersebut diperkirakan akan terus berlanjut sampai akhir tahun. Bahkan, Wilianto memperkirakan IHSG bisa tembus di atas 7.000 pada akhir 2018.
"Perlu diketahui, IHSG dapat menyentuh angka 7.100 di tahun 2018.Oleh karenanya saya mengajak rekan-rekan semua, yuk nabung saham," tuturnya di BEI.
Dengan prediksi tersebut, ia pun mengajak masyarakat untuk menanamkan modalnya ke pasar saham Indonesia. Wilianto menyebutkan, Maybank Kim Eng Securities akan melakukan roadshow edukasi pasar modal secara nasional bersama dengan BEI dalam program Maybank Investment Club.
"Program akan berjalan 14 Maret 2018 dimulai dengan 6 kota yaitu Pontianak, Medan, Palembang, Makassar, Semarang, dan Surabaya. Dengan pemahaman akan pasar modal, kami harap ini dapat tingkatkan partisipasi investor dalam negeri dan meningkatkan keseluruhan aktivitas perdagangan di BEI," tuturnya.
Advertisement