Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan saham awal pekan ini. Aliran dana investor asing diharapkan kembali masuk ke pasar saham sehingga mengangkat IHSG.
Analis PT Indosurya Sekuritas, William Suryawijaya menuturkan, IHSG masih akan ditopang oleh fundamental ekonomi yang stabil terutama dilihat dari data ekonomi yang dirilis.
Hal itu dapat menjadi sentimen untuk mendorong minat investror berinvestasi masih cukup tinggi. Ini jika melihat IHSG yang masih terus berpotensi menguat.Selain itu, aliran dana investor asing juga diharapkan dapat kembali untuk memperkuat kenaikan IHSG.
Advertisement
Baca Juga
William menambahkan, rilis data penjualan kendaraan roda dua dan pertumbuhan kredit juga akan bayangi IHSG."IHSG berpotensi menguat di kisaran 6.345-6.578," ujar William dalam ulasannya, Senin (12/3/2018).
Sementara itu, Analis PT Reliance Sekuritas Lanjar Nafi mengatakan, IHSG akan menguat terbatas pada awal pekan. IHSG akan bergerak di kisaran 6.380-6.510.
"IHSG terkonsolidasi seakan momentum arah balik kurang begitu kuat dibandingkan indikasi penurunan. Meski pun demikian potensi penguatan cukup terbatas melihat pergerakan masih tertahan pada level moving average lima harian," jelas dia.
Untuk saham-saham yang masih dapat diperhatikan antara lain PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG). Sedangkan William memilih saham BBNI, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), dan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA).
Pada penutupan perdagangan saham Jumat pekan lalu, IHSG melemah 9,7 poin atau 0,15 persen ke posisi 6.433,21 usai IHSG terkonsolidasi.
Sektor saham aneka industri menekan IHSG dan industri dasar menjadi penahan. Lanjar menilai, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, inflasi dan prospek suku bunga menjadi faktor kekhawatiran investor. Investor asing melakukan aksi jual Rp 938,20 miliar.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
IHSG Melemah Terbatas Akhir Pekan Lalu
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah menjelang akhir pekan ini. Akan tetapi, tekanan IHSG tersebut menjadi terbatas pada penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan data RTI, Jumat 9 Maret 2018, IHSG melemah tipis 9,69 poin atau 0,15 persen ke posisi 6.433,32. Indeks saham LQ45 susut 0,29 persen ke posisi 1.064,83. Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi.
Menjelang akhir pekan ini, ada sebanyak 193 saham melemah sehingga menekan IHSG. 173 saham menguat sehingga menahan pelemahan IHSG. Sedangkan 114 saham lainnya diam di tempat. IHSG sempat berada di level tertinggi 6.459,03 dan terendah 6.382,89.
Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 331.196 kali dengan volume perdagangan saham 9,5 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 6,9 triliun. Investor asing melakukan aksi jual Rp 887,17 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.785.
Sebagian besar sektor saham melemah, kecuali sektor saham industri dasar naik 1,12 persen, sektor saham pertanian menguat 0,80 persen, sektor saham konstruksi menguat 0,51 persen dan sektor saham infrastruktur mendaki 0,27 persen.
Sektor saham aneka industri melemah 0,90 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham barang konsumsi melemah 0,61 persen, dan sektor saham keuangan tergelincir 0,39 persen.
Saham-saham catatkan penguatan terbesar antara lain saham HOME melonjak 30,84 persen ke posisi Rp 140, saham ERAA mendaki 8,19 persen ke posisi Rp 1.255 per saham, dan saham BGTG menguat 6,78 persen ke posisi Rp 126.
Selain itu, saham-saham yang tergelincir antara lain saham PNIN melemah 4,7 persen ke posisi Rp 1.315 per saham, saham BKSL merosot 4,5 persen ke posisi Rp 212 dan saham POLY terpangkas 3,48 persen ke posisi Rp 111 per saham.
Bursa saham Asia sebagian besar menguat. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 1,02 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi mendaki 1,08 persen, indeks saham Jepang Nikkei melonjak 0,47 persen.
Kemudian saham Shanghai naik 0,57 persen, indeks saham Singapura menguat 0,15 persen, dan indeks saham Taiwan menguat 0,38 persen.
Advertisement